Minggu, 29 November 2015

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL



Berikut cara penulisan artikel ilmiah untuk jurnal yang saya dapat dari prof. Masitoh (UNESA) pada Bintek karya tulis ilmiah di surabaya

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL


A.  Pengantar

Mempublikasikan hasil penelitian merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan pelaksanaan penelitian. Publikasi ilmiah dalam bentuk artikel hasil penelitian merupakan tahap yang menAndai telah lengkapnya sebuah kegiatan ilmiah. Dengan demikian seorang guru peneliti tidak hanya dituntut untuk mampu merancang dan melakukan kegiatan penelitian (khususnya penelitian tindakan kelas) tetapi juga harus mampu menulis dan mempublikasikan artikel hasil penelitiannya. 

Seorang guru peneliti harus mampu menimbang dan menuangkan kata-kata dalam artikel ilmiah seteliti dan seakurat mungkin.  Sedemikian pentingnya, seringkali artikel hasil penelitian dijadikan barang bukti atas kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh seseorang. Kualitas penelitian seseorang juga seringkali dinilai berdasarkan kualitas karya ilmiahnya. Kejelasan dalam mengekspresikan nilai penting hasil penemuan yang diperoleh merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu artikel penelitian.

Beruntung sekali, bahwa artikel hasil penelitian, memiliki format stAndar yang jelas dan konsisten sehingga mempermudah dalam pengorganisasian informasi. Kebanyakan artikel hasil penelitian memiliki format dengan komponen utama yang serupa walaupun dengan nama yang berbeda.

Bahan ajar ini berisi penjelasan teknis tentang format penulisan artikel (makalah) hasil penelitian dengan fokus pada pada hasil penelitian pendidikan. Esensi dan aspek teknis yang harus terkandung pada setiap komponen artikel penelitian akan diuraikan disertai contoh-contoh kasus. Artikel hasil penelitian yang dimaksud adalah artikel dalam jurnal ilmiah atau makalah yang memuat hasil penelitian yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil kegiatan penelitian

Menulis Artikel Ilmiah untuk Jurnal

Pikirkan, apakah Anda tidak bangga jika (1). Anda dikenal banyak orang?, (2). Kepakaran Anda dikenal orang banyak? atau (3). Karya Anda dimanfaatkan oleh banyak orang?

Jika Anda menjawab: “ya saya bangga,” apa yang harus Anda lakukan? Salah satu yang dapat Anda lakukan adalah menulis artikel ilmiah.

Pikirkan, apakah tidak disayangkan jika Anda: (1). Memiliki hasil riset yang dapat dijadikan makalah ilmiah; (2). Yang bisa jadi bermanfaat bagi orang banyak; (3). Yang bisa jadi membuat keparakan Anda dikenal orang banyak; atau (4). Tetapi Anda menyimpan begitu saja.

Jika Anda menjawab: “sangat disayangkan,” apa yang harus Anda lakukan? Salah satu yang dapat Anda lakukan adalah menulis artikel ilmiah.

Bayangkan jika Anda telah selesai menulis laporan penelitian,
a.   Coba hitung, berapa eksemplar yang Anda buat? Paling-paling tidak lebih dari 10 buah.
b.  Coba hitung, berapa orang yang memegang laporan penelitian Anda? Paling banyak 10 orang
c.   Coba hitung, berapa orang yang dapat membaca laporan Anda? Sangat sedikit. Orang baru bisa membaca jika datang ke perpustakaan tempat Anda menyimpan laporan penelitian.
d.  Apakah tidak disayangkan jika hanya ini yang terjadi?
e.   Apakah tidak lebih baik jika lebih banyak orang membaca dan mengapresiasi karya yang telah Anda lakukan dengan pengorbanan luar biasa itu?

Lalu bagaimana caranya?

Jawabannya hanya satu: tulislah makalah ilmiah dari laporan penelitian Anda lalu kirim ke jurnal ilmiah.

Pertanyaan: bisakah data dari laporan penelitian dijadikan artikel ilmiah? Jawabannya sangat tegas: bisa! Pertanyaan yang lebih mendasar sebenarnya adalah: Anda mau melakukannya atau tidak! Modal yang diperlukan untuk merealisasikan laporan menjadi artikel di antaranya adalah:

a.   Kerja keras untuk menulis ulang data tersebut dalam bentuk makalah
b.  Yakinlah, tidak bisa selesai dalam satu/dua hari
c.   Butuh waktu lama dan koreksi berulang-ulang
d.  Lebih sulit bagi pemula sehingga seorang yang baru pemula dalam menulis makalah harus kerja lebih keras lagi dan lebih sabar.

Tetapi, jika Anda tidak mencoba, pasti tidak akan memiliki makalah ilmiah. Akibatnya karya Anda tidak bermakna banyak dan sebenarnya Anda tidak menghargai pengorbanan Anda. Anda sebenarnya bisa membuat karya Anda lebih bermakna dan bermanfaat bagi orang lain, tetapi Anda tidak melakukannya.

Untuk menulis artikel dari laporan penelitian, dari mana kita memulai? Kita dapat melakukannya secara bertahap.

a.   Jika menembus jurnal internasional sulit, tulislah untuk jurnal nasional terakreditasi
b.  Jika jurnal nasional sulit, tulislah untuk seminar
c.   Jika untuk seminar juga sulit ????? Berarti Anda tidak percaya diri.

Ketika Anda menulis di jurnal ilmiah, khususnya jurnal ilmiah yang sudah online, maka secara tidak langsung Anda mempromosikan kepakaran Anda ke masyarakat internasional. Dengan fasiltas internet, kita begitu mudah menilai kepakaran seseorang. Orang tidak bisa lagi berbohong tentang kepakarannya karena dengan transparan dapat kita lihat di layar computer. Salah satu metode untuk menilai kepakaran seseorang adalah menggunakan mesin pencari Scholar Google (http://scholar.google.com). Mesin pencari ini hanya mencari segala hal yang berkaitan dengan kepakaran atau intelektualitas yang berupa akademik, karya ilmiah, paten, dan karya lainnya. Karya-karya yang tidak ada kaitannya dengan kepakaran tidak akan muncul dalam pencarian Scholar Google. Para selebritis yang banyak sekali terdeteksi dengan mesin pencari Google (http://www.google.com) hampir tidak akan terdeteksi dengan mesin pencari Scholar Google.
(adopsi dari: Abdullah, M., 2011, Tuntunan Praktis Menulis Makalah Untuk Jurnal Ilmiah Internasional, Bandung: ITB.)


B. Artikel Ilmiah dalam Bidang Pendidikan
Artikel ilmiah guru dapat dipublikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian (misalnya laporan Penelitian Tindakan Kelas) atau berupa tinjauan/gagasan ilmiah yang ditulis berdasar pada pengalaman dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi guru. Publikasi ilmiah guru terdiri dari empat kelompok, yakni: a) laporan hasil penelitian, b) tinjauan ilmiah, c) tulisan ilmiah popular, dan d) artikel ilmiah.

Definisi artikel ilmiah dalam bidang pendidikan adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran di satuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah.

Kerangka Isi artikel ilmiah di bidang pendidikan umumnya mengikuti aturan dari jurnal yang akan memuat artikel ilmiah dimaksud dan setidak-tidaknya berisi:
·      pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat; 
·      kajian teori, yang menguraikan tentang teori-teori yang relevan;
·      pembahasan, yang mengemukakan tentang gagasan/ide penulis dalam upaya memecahkan masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan pembelajaran di sekolah/ madrasahnya. Pembahasan tersebut didukung oleh teori dan data yang relevan; dan
·      kesimpulan.


C. Tata Cara Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dan Kajian Konseptual

Tabel 1 meringkas format umum laporan atau artikel penelitian. Komponen yang diberi tAnda arsir merupakan bagian yang spesifik terdapat pada laporan atau artikel penelitian (lihat kolom keterangan).

Tabel 1. Format Laporan atau Artikel Hasil Penelitian

No.
Komponen Laporan/
Artikel Hasil Penelitian
Keterangan
1
Judul
Laporan dan Artikel
2
Pengarang dan Afiliasi
Laporan dan Artikel
3
Abstrak
Untuk Laporan Penelitian kadang-kadang digantikan dengan rangkuman/ringkasan
4
Pendahuluan
Laporan dan Artikel
5
Tinjauan Pustaka
Untuk artikel biasanya terintegrasi pada Pendahuluan dan Pembahasan
6
Eksperimen
Laporan dan Artikel
Dapat juga berupa: Metode Penelitian
7
Hasil
Laporan dan Artikel
Dapat juga: Hasil dan Pembahasan
8
Pembahasan
Laporan dan Artikel
Kalau bagian 7 hanya berisi hasil)
9
Kesimpulan dan Rekomendasi
Laporan dan Artikel
10
Daftar Pustaka
Laporan dan Artikel
11
Acknowledgement
Laporan dan Artikel

Struktur artikel hasil penelitian juga berbeda dengan artikel hasil kajian konseptual.

Contoh: Struktur Artikel Hasil Penelitian

Pra-tulisan
Judul, afiliasi, abstrak, kata kunci
Pendahuluan
Latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian teori
Isi
Metode, hasil penelitian, dan pembahasan
Penutup
Simpulan dan saran
Pasca-tulisan
Referensi

Contoh: Struktur Artikel Kajian Konseptual

Pra-tulisan
Judul, afiliasi, abstrak, kata kunci
Pendahuluan
Topik, tujuan dan manfaat, metode kajian
Isi
Landasan teori / konsep-konsep; Pembahasan
Penutup
Simpulan: pengukuhan, penolakan, ide barui
Pasca-tulisan
Referensi / daftar pustaka


1.  Judul.
Judul dalam artikel memiliki fungsi
a.  Menarik pembaca
b.  Memberikan gambaran tentang isi laporan/artikel penelitian
c.   Memudahkan pengelompokan ke dalam data base

Walaupun  judul penelitian merupakan bagian pertama dari sebuah artikel, akan tetapi waktu yang paling baik/tepat untuk menentukan judul adalah pada saat isi artikel selesai dibuat. Dengan demikian judul yang diberikan akan menrefleksikan isi dan penekanan secara akurat dan jelas.

Berikut beberapa tips untuk menulis judul:
a.  Singkat (10-15 kata), informatif dan dinyatakan dalam bentuk frase
b.  Sertakan kata-kata yang merupakan variabel penelitian
c.   Hindari (sedapat mungkin) jargon, simbol, rumus dan singkatan

Berikut adalah beberapa contoh judul artikel. Berilah kritik dan komentar terhadap judul-judul ini.

Judul
Kritik/komentar
1.   Penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran matematika dan perubahannya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

2.   Pembekalan Kemampuan-kemampuan Fisika bagi Calon Guru Melalui Mata Kuliah Fisika Dasar

3.   Using problem-based teaching and problem-based learning to improve the teaching electrochemistry

4.   Penggunaan Molymod dari Tanah Liat untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Konsep Bentuk Molekul pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI IPA Semester Ganjil SMAN I Mancak Tahun Pelajaran 2009/2010


Siapkan komentar Anda atas judul-judul tersebut sebagai bahan diskusi.

2.  Pengarang dan Afiliasi.
Dalam menulis artikel yang dipublikasikan pada jurnal atau makalah seminar, penulis/pengarang memiliki berbagai kode etik yang harus dipenuhi, di antaranya menuliskan identitas semua orang yang terlibat dalam pekerjaan penelitian. Hal ini tetap harus dilakukan walaupun hanya satu orang saja yang menulis naskah. Afiliasi adalah institusi atau beberapa institusi tempat peneliti bekerja dan melakukan pekerjaan penelitian. Jika terdapat beberapa pengarang dari berbagai institusi gunakan pengkodean dengan superscript atau asterik (lihat contoh). Salah seorang dari penulis naskah harus menjadi ‘correspondimg author’ sebagai kontak person dalam berkomunikasi. Berikan alamat lengkap disertai telepon, faks dan email untuk memudahkan komunikasi yang mungkin akan dilakukan. Paling tidak ‘coresponding author’ akan berkomunikasi dengan editor.

Berikut beberapa petunjuk dalam menuliskan nama dan afiliasi pengarang pada artikel:
a.  Beberapa jurnal internasional mensyaratkan pengarang menulis nama depan, inisial (kalau ada) dan nama belakang. Misalnya John R Smith, Barry A.A.L. van Setten, Susanto I. Rahayu, Tamara Blezinski,  Ahmad Mudzakir, dan Hayat Sholihin.
b.  Jangan menuliskan gelar, agama dan titel profesional lainnya.

Kotak 1 memperlihatkan contoh penulisan pengarang dan afiliasi.



3.  Abstrak.
Abstrak berfungsi untuk memudahkan pembaca menangkap ‘hakikat’ dan ruang lingkup artikel. Jika artikel penelitian dipublikasikan dalam sebuah jurnal yang sudah menerapkan sistem data base, abstrak dapat membantu editor untuk mengidentifikasi fitur dan kata kuncinya. Seperti halnya judul, abstrak harus ditulis setelah isi laporan atau artikel penelitian telah selesai.

Beberapa aspek berikut harus terkandung dalam sebuah abstrak laporan/artikel hasil penelitian:
a.  Pernyataan singkat masalah dan tujuan penelitian,
b.  Gambaran eksperimen atau teori yang digunakan
c.   Rangkuman hasil yang diperoleh
d.  Indikasi tentang kesimpulan utama penelitian
e.  Definisi singkatan yang pertama kali digunakan dalam abstrak. Pendefinisian serupa harus diulang pada teks.

Hal-hal berikut harus dihindari dalam abstrak:
a.  Menuliskan/merujuk tabel, gambar atau bagian tertentu dalam abstrak
b.  Menuliskan persamaan, skema atau struktur yang memerlukan baris khusus pada abstrak.

Kotak 2 berisi contoh Abstrak untuk dipelajari. Siapkan komentar Anda untuk didiskusikan.







Kotak 2
ABSTRAK
Pemahaman konseptual dalam ilmu kimia membutuhkan kemampuan untuk merepresentasikan dan menerjemahkan masalah-masalah kimia dalam bentuk representasi makroskopik, simbolik, dan mikroskopik secara simultan. Pembelajaran dengan  metode ceramah, diskusi, dan praktikum belum bisa memfasilitasi ketiga jenis representasi tersebut secara optimal, terutama untuk materi kimia yang bersifat abstrak. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Di samping pemahaman konsep, pembelajaran hendaknya melatih keterampilan berpikir siswa. Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu model berbasis teknologi informasi mengenai Sifat Koligatif Larutan yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) siswa. Desain penelitian menggunakan One Group Pretes-Postes Design yang melibatkan 39 siswa SMA kelas XI. Data pre-tes dan pos-tes diolah untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan KBK siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan penguasaan konsep dan KBK siswa pada nilai N-Gain kategori sedang. Peningkatan penguasaan konsep tertinggi terjadi pada konsep Tekanan Uap dan terendah pada konsep Kenaikan Titik Didih Larutan. Peningkatan KBK tertinggi terjadi pada aspek menjawab pertanyaan ”apa yang dimaksud dengan..?”, sedangkan yang terendah pada kemampuan untuk memberikan alasan. Model pembelajaran berbasis TIK yang dikembangkan terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) siswa

Kata Kunci:       Teknologi Informasi, pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan sifat koligatif larutan


4.  Pendahuluan.
Bagian pendahuluan suatu artikel hasil penelitian berfungsi untuk memberikan informasi tentang
a.  latar belakang perlunya penelitian dilakukan
b.  kajian atas hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu pada bidang atau topik yang  sama atau relevan (diuraikan secara singkat tapi terarah)
c.   masalah yang belum terselesaikan oleh peneliti terdahulu dan dipecahkan (telah dicoba dipecahkan) pada penelitian yang dilakukan
d.  tujuan penelitian yang dilakukan, gambaran umum metode, serta deskripsi singkat  hasil yang didapat.

Pada laporan penelitian seperti skripsi, item-item tersebut biasanya dituangkan sebagai sub-sub bab pendahuluan secara terpisah

Pada Kotak 3  terdapat contoh Pendahuluan untuk dipelajari.

Kotak 3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu kimia secara umum termasuk dalam ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gejala alam, dan mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Pembahasan tentang struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun materi baik berbentuk atom, ion, maupun molekul dan bagaimana partikel-partikel tersusun membentuk partikel yang lebih besar. Pembahasan susunan partikel dalam suatu materi mencakup komponen-komponen penyusun materi dan perbandingan banyaknya tiap komponen dalam materi tersebut. Pembahasan tentang sifat materi mencakup sifat fisik yaitu sifat yang terlihat atau nampak dan sifat kimia yaitu kecenderungan materi untuk berubah menjadi materi yang lain. Pembahasan tentang perubahan materi mencakup perubahan fisik dan perubahan kimia. Sedangkan pembahasan tentang energi mencakup jenis dan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi, serta perubahan energi dari bentuk satu ke bentuk yang lain.

Ilmu kimia berkembang berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia dan para ahli pendukung ilmu kimia untuk menghasilkan fakta dan pengetahuan yang teoritis tentang materi yang kebenarannya dapat di jelaskan dengan logika matematika. Sebagian besar aspek yang dibahas dalam ilmu kimia adalah konsep teoritis dan bersifat abstrak atau invisible serta informatif. Salah satu contoh aspek kimia tersebut terdapat dalam pengembangan silabus mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil yang meliputi:

Standar Kompetensi
Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodic unsure, struktur molekul, dan sifat – sifat senyawa.

Kompetensi Dasar
Menjelaskan teori jumlah pasangan electron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.

Indikator Pembelajaran
a. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan electron
b. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi

Metode yang umumnya digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada konsep tersebut adalah ceramah atau pembelajaran klasikal. Hasil penyelidikan yang dilakukan Bligh (1972) yang dikutip oleh Rooijakkers (1982 : 3) menyatakan bahwa pembelajaran klasikal atau pembelajaran yang diberikan secara masal, ataupun kepada suatu kelompok besar sangat efektif untuk menyampaikan informasi. Dengan mengutarakan masalah sekali saja, masalah tersebut dapat sampai kepada banyak pendengar. Tetapi walau demikian guru harus mempertimbangkan seberapa banyak siswa paham dengan apa yang mereka dengar. Permasalahan yang datang ketika guru menjelaskan konsep bentuk molekul dengan metode ceramah dan hanya menggunakan papan tulis sebagai media untuk menggambar bentuk molekul secara satu dimensi ternyata banyak anak yang belum mampu memahami bentuk molekul tersebut secara tiga dimensi. Contoh permasalan tersebut adalah siswa tidak dapat membedakan bentuk molekul segi tiga planar dengan segi tiga pyramid, karena dalam gambar satu dimensi bentuk molekul segitiga planar dan segitiga pyramid sangat mirip apalagi jika guru yang menggambar tidak menguasai tekhnik menggambar tiga dimensi. 
Untuk membantu siswa memahami konsep bentuk molekul dibutuhkan alat peraga yang disebut molymod. Hanya saja molymod jarang disediakan oleh sekolah dengan berbagai pertimbangan. Menyiasati hal tersebut maka dapat digunakan molymod sederhana yang dibuat dengan bahan yang ada di sekitar sekolah. SMAN I Mancak adalah sekolah yang terdapat di pedesaan dengan tekstur tanah merah yang banyak mengandung tanah liat. Dengan bahan tanah liat yang melimpah ini molymod dapat dibuat sebagai alternative alat peraga bentuk molekul. Melalui molymod tanah liat ini diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan pemahamannya tentang konsep bentuk molekul

Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPA semester ganjil SMAN 1 Mancak tahun pelajaran 2009/2010 terhadap konsep bentuk molekul?”
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka dalam pembelajaran kimia pada konsep bentuk molekul harus menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga dipilih karena pada dasarnya siswa kesulitan membayangkan dan mengapresiasikan suatu bentuk molekul yang bersifat abstrak menjadi lebih nyata. Kesulitan siswa semakin tinggi ketika mereka harus menghubungkan rumus-rumus penentuan bentuk suatu molekul kemudian menggambarkannya.
Dengan penggunaan alat peraga berupa molymod sederhana dari tanah liat diharapkan dapat membantu siswa memahami istilah-istilah bentuk suatu molekul, misalnya linier, trigonal piramida, trigonal planar, tetrahedral, angular, trigonal bipiramida, tetrahedral terdistorsi, bentuk T, dan lain-lain.
Metode pembelajaran menggunakan metode ceramah atau diskusi informasi. Media pembelajaran yang digunakan adalah alat peraga molymod tanah liat. Langkah-langkah pembelajaran meliputi sebagai berikut:
1.   Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua merupakan proses pembelajaran sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi.
2.   Proses pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 4 orang. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
3.   Pada tahap evaluasi, siswa mengerjakan soal tes akhir yang berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami konsep yang diberikan

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menumbuhkan kreativitas guru dan siswa dalam membuat alat peraga
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penggunaan molymod dari tanah liat dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk:
1.   Siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep teoritis, bersifat abstrak dan informatif melalui alat peraga.
2.   Guru memiliki tambahan variasi alat peraga sederhana dalam pembelajaran kimia dan dapat menambah kereativitasnya dalam pembuatan alat peraga.
3.   SMAN 1 Mancak dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam menambah khasanah pengetahuan tentang media pendukung kegiatan pembelajaran
4.   Peneliti dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pendukung pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran

Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:
“ Melalui penggunaan molymod dari tanah liat dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil tahun peajaran 2009/2010 “





5.  Tinjauan Pustaka.
Tinjauan pustaka biasanya hanya ada pada laporan penelitian seperti skripsi, thesis, dan disertasi. Pada artikel penelitian, biasanya tidak ada bagian khusus tinjauan pustaka tetapi pustaka yang dirujuk akan terintegrasi pada pendahuluan dan pembahasan. Beberapa perguruan tinggi telah memperbolehkan penempatan tinjauan pustaka yang terintegrasi pada pendahuluan dan pembahasan.

Literatur yang dirujuk pada pendahuluan berfungsi sebagai:
a.  tinjauan atas perkembangan penelitian,
b.  tinjauan atas penelitian yang telah dilakukan orang lain,
c.   justifikasi mengenai pentingnya melakukan penelitan
d.  menjelaskan dan memperkuat alasan pemilihan metode penelitian yang digunakan

Sedangkan literatur yang dirujuk pada pembahasan berfungsi sebagai:
a.  pembanding  atas hasil yang diperoleh
b.  menjelaskan beberapa fenomena/hasil yang ditemukan

6.  Cara Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
Terdapat berbagai cara untuk menuliskan kutipan dan sumber kutipan di dalam karya ilmiah. Sejumlah contoh yang dipaparkan berikut ini memperlihatkan penggunaan teknik penulisan kutipan yang sesuai dengan sifat dan panjangnya informasi yang dikutip.

Sternberg (1984:41) mengemukakan bahwa “In Piaget’s theory, children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic.”

Dari beberapa penelitian yang mengkaji pendekatan atau model pembelajaran berbasis konstruktivisme, yakni antara lain Sigit (2004), Sumari (2004), Rahayu (2004), dan Fajaroh (2004), ditemukan bahwa penerapan strategi ini berimplikasi positif baik terhadap kualitas proses maupun hasil pembelajaran, yang ditunjukkan oleh meningkatnya motivasi, keaktifan, dan hasil belajar.

Sesuai dengan pendapat Thiele dan Treagust (1994:228), penggunaan analogi dalam buku pelajaran kimia cenderung menggambarkan struktur submikroskopik untuk mengilustrasikan proses tidak terlihat yang terjadi pada tingkat molekuler. Sedangkan penggunaan penjelasan analogis yang tidak tepat dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa (Rahayu, 2003).

Menurut hasil riset para pakar pendidikan, salah satu pendekatan dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip konstruktivistik adalah penggunaan analogi dan model (Trowbridge & Bybee, 1996, dalam Rahayu, 2001:6).

Shapiro, Curtis, dan Reigeluth (dalam Thiele dan Treagust, 1991) juga mengungkapkan bahwa penggunaan analogi menunjukkan proses visualisasi yang penting dalam pikiran siswa dan pada akhirnya akan menghasilkan efektivitas belajar yang tinggi.

Penelitian tentang keefektifan penggunaan analogi dalam bidang pengajaran kimia yang dilakukan di Indonesia, yaitu antara lain oleh Sihabuddin (1995), Wasilah (2001), Masruri (2002), dan Zulfia (2002), juga memberikan hasil yang positif.

Thomson dan Melancon (1987:1233) mencatat bahwa “Educators have come to realize that teaching critical thinking skills is an essential school function”.

Beberapa penelitian tentang keefektifan penggunaan analogi dalam bidang kimia di Indonesia (Sihabudin, 1995; Wasilah, 2001; Masruri, 2002; dan Zulfia, 2002) memberikan hasil yang positif.

Sulistiana dan Rahayu (2005) mengemukakan bahwa:
        
Penjelasan analogis yang dibuat penulis buku pelajaran belum tentu tepat untuk menjelaskan konsep target sehingga dimungkinkan dapat menimbulkan kesalahan konsep pada siswa, maka guru harus selektif dalam memilih penjelasan analogis yang akan digunakan dalam pembelajaran.

“ … terdapat tujuh macam penjelasan analogis pada buku pelajaran yang dikaji tidak tepat dalam menjelaskan konsep target, sehigga penulis buku harus lebih selektif dalam menggunakan penjelasan analogis” (Sulistiana dan Rahayu, 2005).

Pandangan yang sama dinyatakan oleh Linn (1987) bahwa:
               
Report to US National Science Board, Educating Americans for 21st Century, revealed that the instruction students receive in science does not prepared them to cope with the problems they will face and argued that students need to learn the “new basics”—the thinking skills required for choosing among new medical treatments, for example, or pursuing careers in technologically rich environments, or investing wisely.

Glynn (1991:23) merumuskan pengertian analogi sebagai proses mengidentifikasi kemiripan antara dua buah konsep, yaitu konsep yang familiar disebut analog, dan konsep yang kurang familiar disebut target.

Menurut hasil riset para pakar pendidikan, salah satu pendekatan dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip konstruktivistik adalah penggunaan analogi dan model (Trowbridge & Bybee, 1996)

7.  Metode Penelitian.
Metode Penelitian berisi paparan rinci tentang bagaimana penelitian dilakukan, yang meliputi desain penelitian, subyek penelitian, alat pengumpul data (termasuk keterangan bagaimana dikembangkannya), teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang telah dilakukan peneliti.

Pada suatu artikel hasil penelitian kimia, bagian ini menguraikan urutan dan teknik percobaan yang dilakukan. Metode penelitian eksperimen akan menjadi rujukan bagi orang lain dalam membandingkan hasil yang diperoleh. Seringkali pembaca hanya akan merujuk bagian metode penelitian jika menemukan hasil yang menarik atau ganjil.

8.  Hasil Penelitian.
Bagian ini menampilkan data yang diperoleh pada percobaan yang telah dilakukan. Semua data yang ditampilkan harus berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Jika pembaca menemukan hasil yang menarik atau ganjil, kemungkinan besar dia akan mengecek prosedur perlakuan yang dilakukan dan dijelaskan. Pada kebanyakan kasus urutan hasil harus diuraikan sejalan dengan urutan perlakuan yang dilakukan.

Apabila diperlukan hasil pengolahan data secara statistik juga ditampilkan pada bagian ini. Hanya data yang relevan dan mendukung untuk penarikan kesimpulan yang ditampilkan. Untuk memperjelas dan merangkum informasi dapat digunakan persamaan, gambar/grafik, dan tabel. Gambar atau grafik akan lebih jelas dipahami dibandingkan dengan teks untuk menunjukan trend, perbandingan, dan hubungan antar variabel. Trend (pengaruh suatu variabel) misalnya, dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik garis (line graphs). Sedangkan diagram batang (bar graph) sangat berguna untuk menunjukan nilai perbandingan. Pada beberapa kasus hasil berupa foto akan membantu memperjelas hasil yang ditampilkan.

Tabel digunakan jika data tidak bisa ditampilkan secara jelas dalam bentuk narasi. Data pada tabel harus menjadi pelengkap tetapi tidak menduplikasi informasi yang sudah tertuang pada teks atau grafik.

Hasil Penelitian
Peningkatan Penguasaan Konsep
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa secara umum siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep dengan nilai N-Gain sebesar 0,48. Terhadap peningkatan tersebut dilakukan uji perbandingan dua rata-rata pre-tes dan pos-tes dengan menggunakan uji t pada program SPSS 15.0. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi 0,000 < taraf nyata 0,05. berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai pre-tes dan pos-tes berbeda secara signifikan.

Pembelajaran Sifat Koligatif Larutan ini terdiri dari 8 label konsep. Gambar 1 menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep terjadi pada semua label konsep. Peningkatan penguasaan konsep tertinggi terjadi pada konsep Tekanan Uap dengan nilai N-Gain 0,63, sedangkan peningkatan yang terendah terjadi pada konsep Kenaikan Titik Didih Larutan dengan nilai N-Gain 0,32.


Keterangan:
1.  Tekanan Uap
2.  Penurunan Tekanan Uap
3.  Titik Didih
4.  Kenaikan Titik Didih Larutan
5.  Penurunan Titik Beku Larutan
6.  Penurunan Titik Beku Molal (Kf)
7.  Diagram Fasa
8.  Sifat Koligatif Larutan

Gambar 3. Grafik Peningkatan Penguasaan Konsep

Tampilan gambar, grafik dan tabel merupakan bagian penting dari bab hasil penelitian. Berikut beberapa tips untuk mengoptimalkan tampilan grafik:
a.  Buat skala panjang, lebar, ukuran huruf, simbol dan garis secara proporsional
b.  Buat  ilustrasi secara sederhana dan jelas
c.   Gunakan kata-kata seminimal mungkin
d.  Beri label sumbu dengan parameter yang diukur dan tempatkan satuan dalam kurung, gunakan huruf besar untuk huruf pertama setiap kata.

9.  Pembahasan.
Tujuan dari penulisan diskusi adalah untuk menginterpretasi dan membandingkan hasil penelitian yang diperoleh. Pembandingan hasil dapat dilakukan terhadap hasil penelitian orang lain atau (bila relevan) dengan hasil penulis sendiri. Perbandingan dengan hasil penelitian orang lain, ditandai dengan mengutip pustakanya. Dengan cara ini dapat ditunjukkan aspek kebaruan penelitian yang dilakukan.

Walaupun esensi pembahasan sangat tergantung pada topik yang dibahas dan masalah yang muncul, beberapa tips berikut dapat digunakan:
a.  Dalam menuliskan pembahasan harus bersifat objektif, tunjukkan fitur dan keterbatasan pekerjaan yang dilaporkan
b.  Hubungkan hasil yang diperoleh dengan pengetahuan terkini dan dengan tujuan awal penelitian.
c.   Nyatakan apakah masalah yang seharusnya dipecahkan telah terjawab,
d.  Nyatakan pula bentuk sumbangan pengetahuan baru yang diberikan. 

10.   Kesimpulan dan Rekomendasi.
Penulisan kesimpulan bertujuan untuk menyatukan interpretasi dan pembahasan hasil ke dalam konteks permasalahan penelitian. Dengan kata lain, bagian kesimpulan berisi jawaban atas masalah penelitian yang dituangkan dalam bagian pendahuluan. Tentu saja, kesimpulan yang di ambil harus dibuat berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan. Bagian rekomendasi atau saran berisi perspektif penulis atas hasil yang diperoleh untuk ditindaklanjuti pada penelitian berikutnya. Rekomendasi juga dapat berisi ‘judgement’ penulis tentang prospek aplikasi hasil penelitian.

D. Penelusuran Artikel Seminar dan Jurnal Ilmiah
Menurut Abdullah, M., (2011) kegiatan penelitian tidak dapat lepas dari makalah ilmiah yang diterbitkan sejumlah jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Artikel-artikel terbaru yang diterbitkan di sejumlah jurnal dapat menjadi sumber inspirasi atau sumber topik penelitian baru bagi kita dan menjadi referensi yang berguna bagi kegiatan penelitian yang sedang kita jalankan. Namun, tidak semua artikel yang kita butuhkan dapat kita peroleh dengan mudah. Banyak artikel-artikel yang diterbitkan sejumlah jurnal ilmiah menerapkan biaya langganan yang tinggi dan tidak semua institusi di Indonesia maupun individual berlangganan jurnal tersebut.

Jurnal online yang banyak sekali jumlahnya dan berasal dari berbagai penerbit besar dunia hanya memberikan manfaat sedikit bagi kita yang tidak berlangganan. Informasi yang dapat kita peroleh hanya sebatas abstrak. Selebihnya tertutup sama sekali. Dalam kondisi demikian, usaha yang dapat dilakukan adalah mengontak teman yang sedang melakukan tugas belajar di luar negeri untuk mendownload dan mengirimkan lewat e-mail. Namun, jika terlalu sering meminta tolong, tentu kita merasa sungkan.

1.    Memanfaatkan Kebaikan Penerbit.
Selama penerbitan, kadang para penerbit jurnal berbayar mengeluarkan nomor atau volume yang dapat didownload secara gratis. Kapan munculnya edisi gratis tersebut kadang tidak jelas. Tinggal kita rajin-rajin mengecek website jurnal tersebut secara berkala.

Untuk mendownload makalah-makalah gratis di atas, kita terlebih dahulu perlu melakukan registrasi (bagi yang belum pernah melakukan registrasi). Ketika salah satu makalah dalam daftar di atas di-klik, maka muncul permintaan untuk memasukkan ID dan password.

2.    Sample Copy.
Hampir semua penerbit jurnal komersial, termasuk jurnal yang berbayar, menyediakan contoh copy jurnal tersebut yang dapat didownload secara bebas. Makalah-makalah tersebut kadang ada yang sesuai dengan topik penelitian yang sedang atau akan kita jalankan sehingga dapat menjadi referensi yang berguna.

Sampel copy tersebut biasanya diperuntukan bagi penulis yang ingin mengirim makalah di jurnal tersebut. Dengan adanya sample copy, penulis mengetahui lebih detail format makalah dalam jurnal tersebut, bagian-bagian makalah, cara penulisan referensi, dan sebagainya. Dengan adanya sample copy, penulis juga mengetahui dengan detail cakupan topik yang dicover jurnal tersebut. Walaupun cakupan topik jurnal sudah disebutkan di homepage jurnal, namun, informasi biasanya akan lebih detail jika melihat langsung contoh makalah yang telah terbit, seperti yang tersedia dalam sample copy.

3.    Jurnal Gratis (Open Journal).
Salah satu yang bentuk publikasi jurnal yang trend saat ini adalah open journal. Semua makalah yang diterbitkan di dalam open journal dapat didownload secara bebas oleh siapa saja. Lalu bagaimana cara penerbit mendapatkan masukan dana untuk menjalankan jurnal tersebut. Caranya adalah dengan menerapkan biaya penerbitan yang cukup tinggi kepada penulis. Secara umum, biaya yang dikenakan pada penulis untuk tiap halaman cetak jurnal sekitar 80-100 USD. Kita dapat bayangkan jika kita menerbitkan makalah dengan jumlah halaman 10 maka biaya yang haris dirogoh untuk biaya publikasi bisa mencaai 1000 USD atau sekitar Rp 9 juta.

Pendekatan yang dilakukan penerbit Open Journal bertolak belakang dengan pendekatan yang dilakukan penerbit besar yang sudah ada seperti Elsevier, Springer, Wiley, dan sebagainya. Pada penerbit ini umumnya biaya penerbitan nol namun pembaca harus membayar untuk mendapatkan paper. Jadi pemasukan penerbit berasal dari pembaca.

4.    Pencarian dengan Mesin Google.
Google adalah mesin pencari yang sangat luar biasa untuk mencari informasi apa saja di internet yang tersimpan di server manapun di seluruh dunia. Saat ini Google merupakan mesin pencari terbaik di dunia. Kita dapat memanfaatkan Google untuk mencari makalah-makalah ilmiah atau dokumen lain yang menunjang kegiatan riset kita.

Mari kita mencoba memanfaatkan Google untuk mendapatkan makalah-makalah ilmiah yang kita butukhan. Termasuk makalah yang diterbitkan di jurnal yang tidak kita langgan.

5.    Mencari di Website Penulis.
Kadang para penulis makalah menyimpan makalah yang dipublikasikannya di web site institusi. Makalah tersebut mereka download dari jurnal yang menerbitkan makalahnya. Makalah-makalah tersebut kadang bisa ditelusuri dengan Google dengan memasukkan nama penulis paper, laboratorium atau departemen dan universitas tempat penulis bekerja. Tambahkan kata publication agar pencarian langsung tertuju ke publikasi mereka.

6.    Mencari dengan Google di Situs Publikasi Umum.
Salah satu situs publikasi umum yang menyediakan sejumlah makalah ilimiah adalah arXiv.org. Situs tersebut menyimpan banyak sekali makalah yang berkaitan dengan bidang fisika dan atsronomi. Siapa pun dapan mempublikasi makalah dalam situs tersebut. Makalah yang sisubmit langsung muncul dalam situs tersebuat tanpa direview. Kekeliruan apa pun yang berkaitan dengan isi makalah menjadi tanggung jawab langsung penulis.

Walaupun makalah yang dipublikasikan di arXiv.org tidak melalui proses review, namun banyak makalah di situ merupakan makalah yang sangat bermutu. Sebagian makalah telah dipublikasikan di sejumlah jurnal ilmiah bergengsi. Dengan menggunakan Google, kita dapat menelusur makalah yang kita butuhkan yang tersimpan dalam http://arXiv.org.

7.    Jurnal Gratis di Open Journal System.
Open Journal System (OJS) (http://pkp.sfu.ca) merupakan satu bagian yang dikerjakan Public Knowledge Project (PKP) yang didedikasikan untuk meningkatkan mutu akademik dan manfaat riset bagi publik. Proyek ini dilakasnakan atas kerja sama Faculty of Education University of British Columbia, Simon Fraser University Library, School of Education Stanford University dan Canadian Center for Studies in Publishing Simon Fraser University. Kolaborasi tersebut bertujuan bagaimana teknologi baru dapat meningkatkan profesiaonalisme dan nilai publik dari riset-riset akademik.

Proyek ini didirikan tahun 1998 oleh John Willinsky dari Department of Language and Literacy Education, Faculty of Education, University of British Columbia. Salah satu informasi penting yang dapat kita ambil dari PKP ini adalah Open Journal System (OJS). Software OJS di-sediakan secara gratis dan dapat kita manfaatkan untuk mengonline-kan jurnal yang kita kelola. Dari web site PKP tersebut kita bisa mengakses puluhan jurnal gratis. Semua jurnal yang terdaftar dalam OJS harus dapat didownload isinya secara bebas. Dengan atanya puluhan jurnal dari berbagai bidang ilmu tersebut maka kita seharusnya tidak terlalu kesulitan mendapatkan referensi yang dibutuhkan dalam kegiatan pengajaran maupun riset.

8.    Kontak Penulis.
Misalkan dengan sejumlah teknik yang diuraikan sebelumnya kita belum berhasil mendapatkan makalah yang kita inginkan. Adakah cara lain? Cara lain yang masih mungkin dilakukan adalah dengan mengontak penulis. Kita mengirim e-mail ke corresponding author dari makalah tersebut dan meminta dikirimi reprint, proof, atau draft dari makalah mereka yang sudah diterbitkan di jurnal. Umumnya, pada penulis akan mengirimkan apa yang kita minta, karena tampaknya ini sudah termasuk etika riset yang dipegang para peneliti dunia. Kalau para penulisnya sibuk, biasanya mereka meminta bantuan sekertarisnya untuk mengirimkan makalah tersebut, baik melalui pos udara atau lewat e-mail.

Hal yang penting kita ketahui adalah mencari tahu alamat lengkap dari penulis. Juga jangan lupa mendapatkan judul makalah yang dinginkan, jurnal yang menerbitkannya, volume, nomor, halaman, dan tahun penerbitan. Untuk mengetahui informasi tersebut, kita masuk ke situs jurnal yang menerbitkan makalah yang kita cari tersebut. Dengan men-klik daftar isi maka abstrak makalah, lengkap dengan judul, nama penulis dan institusi penulis muncul di situ. Biasanya pada abstrak ini pun tertera alamat e-mail penulis. Gunakan alamat e-mail tersebut untuk meminta paper tersebut ke penulis.

E.  Dari Mana Kita Mulai Menulis
Menurut Abdullah, M., (2011), yang sering menjadi persoalan dalam penulisan makalah adalah bagian mana dulu yang harus kita tulis. Meskipun telah berada beberapa jam di depan meja atau komputer, kadang belum sedikit pun ide yang tertulis. Banyak orang memulai menulis makalah beradasarkan urutan yang muncul di makalah: mulai dari judul, kemudian abstrak, kemudian pendahuluan, dan seterusnya, hingga terakhir kesimpulan.

Urutan yang muncul di artikel tidak sama dengan urutan penulisan artikel. Mulailah menulis dari yang paling mudah. Dengan cara demikian maka kita akan segera melihat bahwa jumlah materi yang kita tulis akan bertambah cukup cepat dan kita tidak merasa terbebani. Kita akan terbebani kalau sudah menghabiskan waktu sekian jam namun hasil tulisan kita tidak signifikan. Sebaliknya, kita akan merasa enjoy jika dalam waktu singkat kita sudah menulis banyak. Dan ini hanya bisa dicapai jika kita tulis makalah dari bagian yang paling mudah.

Berdasarkan pengalaman, alur pikir menuliskan artikel yang paling mudah sebagai berikut.
1) Metode Penelitian
2) Hasil Penelitian
3) Pembahasan
4) Kesimpulan
5) Pendahuluan
6) Daftar Pustaka
7) Abstrak
8) Judul

Metode penelitian ditempatkan pada urutan pertama yang ditulis karena bagian ini merupakan apa-apa yang kita lakukan selama penelitian. Karena merupakan apa yang kita lakukan, jelas bagian tersebut akan sangat mudah kita tulis. Tinggal kita menyarikan dalam bentuk narasi yang tepat dan lengkap.

Hasil penelitian adalah yang termudah kedua yang dapat kita tulis. Hasil penelitian adalah hasil yang kita peroleh selama melakukan penelitian. Semua informasi ada di kita sehingga seyogyanya menjadi mudah untuk ditulis. Dalam melakukan penelitian, tentu banyak sekali hasil yang kita peroleh. Namun tidak semuanya harus ditampilkan dalam makalah. Kita menampilkan hasil-hasil yang utama saja yang menjadi wakil dari tujuan besar penelitian kita.

Pembahasan adalah analisis atas hasil yang kita amati. Jadi bisa lebih mudah ditulis. Pada bagian pembahasan kita mengemukan sejumlah argument untuk menguatkan hasil yang kita peroleh sehingga dapat diterima sebagai kebenaran ilmiah. Di sini perlu kajian yang komprehensif tentang makalah-makalah yang sudah terbit sebelumnya. Dan kempuan mendapatkan makalah-makalah yang terbit di sejumlah jurnal internasional menjadi penting.

Jika hasil Anda yang berbeda dengan hasil orang lain, Anda perlu menjelaskan mengapa. Jangan menyalahkan hasil Anda karena berbeda dengan hasil orang. Selama prosedur yang Anda tempuh benar, maka hasil Anda itu benar. Perbedaan dengan orang lain mungkin karena ada prosedur yang berbeda. Perbedaan dengan hasil orang sebelumnya kadang disambut gembira oleh para peneliti, karena siapa tau perbedaan tersebut merupakan penemuan baru. Tinggal bagaimana member argumen agar hasi tersebut dapat diterima komunitas ilmiah.

Bagian berikutnya yang mudah ditulis adalan kesimpulan. Bagian ini berisi ringkasan hasil-hasil signifikan yang dicapai dalam penelitian ini. Kesimpulan pada dasarnya adalah ringkasan dari hasil penelitian. Dengan demikian, berdasarkan bagian hasil penelitian yang telah ditulis maka kita dengan mudah menulis kesimpulan. Namun, bisa saja hasil yang diperoleh sangat banyak. Dalam menulis kesimpulan, tuliskan hasil yang paling menonjol yang merupakan breakthrough penelitian Anda. Dengan kata lain, tampilkan hasil yang paling luar biasa yang membuat orang lain menilai bahwa karya Anda sangat luar biasa. Tampilkan hasil yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya.

Bagian berikutnya yang ditulis adalah pendahuluan. Setelah mengetahui susunan pendahuluan, sebenarnya kita menjadi cukup mudah menulis pendahuluan. Komponen pertama pendahuluan berisi apa yang menarik dengan penelitian yang Anda lakukan. Untuk menulis bagian ini Anda cukup mencari sejumlah makalah topik yang sama yang diterbitkan di sejumlah jurnal internasional. Anda baca pendahuluan makalah-makalah tersebut yang juga berisi pernyataan menariknya topik yang dikaji. Anda tinggal menyari ulang tulisan dalam makalah-makalah yang Anda baca dalam kalimat-kalimat Anda sendiri. Yang penting ide atau maknanya Anda tangkap, kemudian Anda tulis ulang dengan kalimat Anda. Tetapi jangan lupa mencantumkan referensinya. Karena makalah di makalah orang tersebut memuat pula referensi yang dikutip, ketika Anda menulis ulang dengan kalimat Anda sendiri, Anda kutuip saja referensi yang sama selama idenya sama dengan kalimat di makalah orang yang Anda baca. Bagian ini juga dapat Anda peroleh dari judul makalah orang sebelumnya. Ketika Anda menemukan ada makalah yang judulnya menyekatan “menariknya” topik riset yang sedang Anda kerjakan, Anda jelaskan ulang judul tersebut lalu refer makalah tersebut.

Bagian pendahuluan juga Anda sarikan dari sejumlah makalah terbaru yang menjelaskan status terkini riset di topik sebelumnya. Di bagian Pendahuluan makalah-makalah tersebut selalu terdapat penjelasan status terbaru riset tersebut. Tinggal Anda tulis ulang dan jangan lupa merujuk referensi yang ada.

Lalu Anda kemukanan hipotesis. Anda atur hipotesis edemikian rupa sehingga apa yang telah Anda tulis di kesimpulan merupakan jawaban atas hipotesis Anda. Jadi di sini, masalah ditulis sehingga dijawab oleh kesimpulan Anda. Dalam istilah lain, Anda atur hipotesis Anda sehingga klop dengan kesimpulan yang sudah ditulis.

Untuk bagian agenda, Anda juga mengatur sehingga sesuai dengan metodologi penelitian yang telah Anda tulis. Jadi tampak di sini bahwa, walaupun pendahuluan muncul di awal makalah, namun kita tulis lebih akhir supaya isi pendahuluan cocok dengan metodologi penelitian, hasil, pembahasa\n, dan kesimpulan. Kalau Anda menulis hipotesis serta agenda sebelum menulis bagian berikutnya, dikhawatirkan hipotesis maupun agenda Anda terlalu sempit atau terlalu luas sehingga tidak terjawab di bagian-bagian berikutnya. Hal ini dapat diibaratkan kita dari Jakarta ingin ke Surabaya. Kita harus menenrukan dulu kapan hari apa dan jam berapa harus berada di Surabaya. Dengan demikian kita atur jam berapa berangkat dari Jakarta dan menggunakan angkutan apa. Jangan kita tetantukan dulu jam berapa dan menggunakan apa dari Jakarta, karena khawatir tiba di Surabaya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan di Surabaya. Tentang penutup atau implikasi dari penelitian Anda, Anda bisa mereka-reka sendiri sesuatu implikasi yang logis

Setelah pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan, maka semua badan makalah Anda sudah selesai ditulis. Tinggal Anda melengkapi referensi. Jadi bagian berikutnya yang dapat Anda tulis dengan mudah adalag daftar pustaka. Format Daftar Pustaka harus menyesuaiakan dengan format referensi jurnal di mana Anda akan mengirim artikel Anda. Untuk mudahnya, Anda usahakan mendapat satu artikel dari jurnal yang Anda tuju, lalu ikuti cara penulisan refrensinya. Cara penulisan tersebut termasuk bagaimana merefer di teks dan bagaimana menulis daftar makalah di bagian pustaka. Hal ini harusnya mudah dilakukan. Tetapi seringkali kita tidak sabar. Kadang kita menulis daftar pustaka asal-asalan.

Bagian berikutnya yang ditulis adalah Abstract. Abstract adalah ringkasan metode (apa yang dilakukan) dan hasil (apa yang dihasilkan). Bisa juga ditambah satu atau dua kalimat pendahuluan yang menyatakan pentingnya topik penelitian Anda. Untuk ringkasan metode, Anda jelaskan secara umum saja, tidak perlu sampai detail apa bahan yang digunakan, berapa jumlah bahan yang digunakan, dan lain-lain.

Bagian apa yang dihasilkan bisa dikembangkan dari isi kesimpulan. Dan memang bagian ini sangat mirip dengan bagian kesimpulan. Bahkan banyak penulis menulis ulang bagian kesimpulan di sini. Namun Anda bisa kembangkan sedikit lebih luas agar Abstract Anda menjadi lebih informatif.

Bagian penutup dapat Anda tambahkan implikasi dari hasil Anda. Bagian ini mirip dengan bagian penutup pada pendahuluan. Tinggal Anda tulis ulang, atau Anda copy saja bagian implikasi pendahuluan tersebut. Tetapi usahakan jangan lebih dari satu kalimat.

Bagian yang paling akhir yang Anda tulis adalah judul. Sesuai dengan fungsinya, judul adalah abstraksi tertinggi suatu makalah. Judul adalah ringkasan yang paling ringkas dari makalah. Judul adalah nama sebuah makalah. Ini dapat Anda tulis setelah merenung cukup mendalam. Kira-kira apa ‘nama” makalah tersebut sehingga cukup informatif bagi pembaca yang tetap memperlihatkan kekuatan riset Anda.

F.  Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Menulis Artikel Ilmiah

1.  Cara Menulis Angka dan Singkatan
Angka ditulis dengan kata-kata jika angka tersebut kurang dari 10.
Angka ditulis dengan angka Arab jika angka tersebut 10 atau lebih besar.

2.  Cara Menulis Daftar Pustaka

Jika sumbernya berupa Buku:

Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori, dan Aplikasi. Bandung:  Pakar Raya Pustaka.

Supranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian Portofolio. Bandung: Rosda Karya.

DePorter, B., Reardon, M., dan Singer-Nourie, S. (2000). Quantum Teaching (Terjemahan A. NilAndari). Bandung: Mizan Pustaka.

Cowd, M. A. (1991). Kimia Polimer (Terjemahan H. Firman). Bandung: Penerbit ITB.

Shulman, L. S. (1994). “Paradigms and Research Programs in the Study of Teaching: A Contemporary Perspective”, dalam Wittrock, M. C. (1994), Handbook of Research on Teaching. New York: Macmillan Publishing.

Jika sumbernya berupa jurnal:

Sotheeswaran, S. (1992). “Herbal Medicine: The Scientific Evidence”. Journal of Chemical Education. 69(6), 444-446.

Gaduh, A. B. (2000). “Pendidikan di Indonesia Sebelum dan Semasa Krisis”. Analisis CSIS. 29(3), 322-339.

Banerjee, A. C. (1991). “Misconceptions of Students and Teachers in Chemical Education”. International Journal of Science Education. 13(4), 487-494.

Hayashi, M. et al. (1991). “High-Temperature Superconductivity as A Student Experiment”. The Journal of Science Education in Japan. 15(3), 171-185.

Jika sumbernya  berupa skripsi, tesis, atau disertasi:

Suma, K. (2003). Pembekalan Kemampuan Fisika bagi Calon Guru Melalui Mata Kuliah Fisika Dasar. Disertasi Doktor pada PPS Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.

Hendrawan, I. (2004). Statistical Test of Item Response Models: Power and Rubustness. Disertasi Doktor pada University of Twente. Enschede: Nederlands Organisatie voor Wetenschappelijk Onderzoek.

Jika sumbernya berupa publikasi instansi birokrasi:

Pusat Kurikulum. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA & MA. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Proyek Peningkatan Alat-Alat IPA dan PKG. (1995). Study of Dissemination Planning of PKG/SPKG Program (Model A, B, C): Final Report. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Jika sumbernya berupa makalah:

Firman, H. (2001). “Kimia Aplikatif: Seberapa jauh Perlu Tercakup dalam Kurikulum SMA?”. Makalah pada Seminar Pendidikan Kimia, EXPO Kimia 2001 HMK UPI.

Firman, H. (2005). “Pengaruh Kegiatan Piloting dalam Peningkatan Profesionaisme Guru Sains”, dalam M. A. Karim et al (eds), Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya. Malang: Univesitas Negeri Malang.

Jika sumbernya berupa surat kabar:

Yuliarto, B. (2003). “Teknologi Nano sebagai Teknologi Masa Depan”. Kompas (29 September 2005).

Jika sumbernya dari internet:
Li, H. dan Selvaduray, G. (2005). Ellingham Diagram Web Project [Online]. Tersedia: http://www.engr.sjsu.edu/ellingham/  [8 Oktober 2005].
Labudde, P., Gerber, B., dan Knierim, B. (2003). Integrated Science in A Constructivist Oriented Approach: Between Vision and Reality [Online]. Tersedia: http://www1.phys.uu.nl/esera2003/programme/ [8 Oktober 2005].

3.  Kesalahan Umum Penulisan

Pustaka
Dodd J. S. (ed) (1997) The ACS Style Guide; A Manual for Authors and Editors,  Washington DC: American Chemical Society

Purdue University Online Writing Lab, General Writing Concerns [Online)
Tersedia: [http://owl.english.purdue.edu/handouts/general] [9 Oktober 2005]

Abdullah, M. (2011) Tuntunan Praktis Menulis Makalah Untuk Jurnal Ilmiah Internasional, Bandung: ITB.)