Berikut cara penulisan artikel ilmiah untuk jurnal yang saya dapat dari prof. Masitoh (UNESA) pada Bintek karya tulis ilmiah di surabaya
PENULISAN
ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL
A. Pengantar
Mempublikasikan
hasil penelitian merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan pelaksanaan
penelitian. Publikasi ilmiah dalam bentuk artikel
hasil penelitian merupakan tahap yang menAndai telah lengkapnya sebuah kegiatan ilmiah.
Dengan demikian seorang guru peneliti tidak hanya dituntut untuk mampu merancang
dan melakukan kegiatan penelitian (khususnya penelitian tindakan kelas) tetapi
juga harus mampu menulis dan mempublikasikan artikel hasil penelitiannya.
Seorang
guru
peneliti harus mampu menimbang dan menuangkan kata-kata dalam
artikel ilmiah seteliti dan seakurat mungkin. Sedemikian pentingnya, seringkali artikel hasil penelitian
dijadikan barang bukti atas kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh seseorang.
Kualitas penelitian seseorang juga seringkali dinilai berdasarkan kualitas
karya ilmiahnya. Kejelasan dalam mengekspresikan nilai penting hasil
penemuan yang diperoleh merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu
artikel penelitian.
Beruntung
sekali, bahwa artikel hasil penelitian, memiliki format stAndar yang jelas dan
konsisten sehingga mempermudah dalam pengorganisasian informasi. Kebanyakan artikel hasil penelitian
memiliki format dengan komponen utama yang serupa walaupun dengan nama yang
berbeda.
Bahan ajar ini
berisi penjelasan teknis tentang format penulisan artikel (makalah) hasil
penelitian dengan fokus pada pada hasil penelitian pendidikan.
Esensi dan aspek teknis yang harus terkandung pada setiap komponen artikel
penelitian akan diuraikan disertai contoh-contoh kasus. Artikel
hasil penelitian yang dimaksud adalah artikel dalam jurnal ilmiah atau
makalah yang memuat hasil penelitian yang dipresentasikan dalam
seminar/konferensi ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil kegiatan penelitian
Menulis
Artikel Ilmiah untuk Jurnal
Pikirkan, apakah
Anda tidak bangga jika (1). Anda dikenal banyak orang?, (2). Kepakaran Anda
dikenal orang banyak? atau (3). Karya Anda dimanfaatkan oleh banyak orang?
Jika
Anda menjawab: “ya saya bangga,” apa yang harus Anda lakukan? Salah
satu yang dapat Anda lakukan adalah menulis artikel ilmiah.
Pikirkan, apakah
tidak disayangkan jika Anda: (1). Memiliki hasil riset yang dapat dijadikan
makalah ilmiah; (2). Yang bisa jadi bermanfaat bagi orang banyak; (3). Yang
bisa jadi membuat keparakan Anda dikenal orang banyak; atau (4). Tetapi Anda
menyimpan begitu saja.
Jika Anda menjawab:
“sangat disayangkan,” apa yang harus Anda lakukan? Salah satu yang
dapat Anda lakukan adalah menulis artikel ilmiah.
Bayangkan
jika Anda telah selesai menulis laporan penelitian,
a. Coba
hitung, berapa eksemplar yang Anda buat? Paling-paling tidak lebih dari 10
buah.
b. Coba
hitung, berapa orang yang memegang laporan penelitian Anda? Paling banyak 10
orang
c. Coba
hitung, berapa orang yang dapat membaca laporan Anda? Sangat sedikit. Orang
baru bisa membaca jika datang ke perpustakaan tempat Anda menyimpan laporan
penelitian.
d. Apakah
tidak disayangkan jika hanya ini yang terjadi?
e. Apakah
tidak lebih baik jika lebih banyak orang membaca dan mengapresiasi karya yang
telah Anda lakukan dengan pengorbanan luar biasa itu?
Lalu
bagaimana caranya?
Jawabannya
hanya satu: tulislah makalah ilmiah dari laporan penelitian Anda lalu
kirim ke jurnal ilmiah.
Pertanyaan: bisakah
data dari laporan penelitian dijadikan artikel ilmiah? Jawabannya sangat
tegas: bisa! Pertanyaan yang lebih mendasar sebenarnya adalah: Anda
mau melakukannya atau tidak! Modal yang diperlukan untuk merealisasikan
laporan menjadi artikel di antaranya adalah:
a.
Kerja keras untuk menulis ulang data
tersebut dalam bentuk makalah
b.
Yakinlah, tidak bisa selesai dalam satu/dua
hari
c.
Butuh waktu lama dan koreksi berulang-ulang
d.
Lebih sulit bagi pemula sehingga seorang
yang baru pemula dalam menulis makalah harus kerja lebih keras lagi dan lebih
sabar.
Tetapi, jika Anda
tidak mencoba, pasti tidak akan memiliki makalah ilmiah. Akibatnya karya Anda
tidak bermakna banyak dan sebenarnya Anda tidak menghargai pengorbanan Anda.
Anda sebenarnya bisa membuat karya Anda lebih bermakna dan bermanfaat bagi
orang lain, tetapi Anda tidak melakukannya.
Untuk menulis
artikel dari laporan penelitian, dari mana kita memulai? Kita dapat
melakukannya secara bertahap.
a.
Jika menembus jurnal internasional sulit,
tulislah untuk jurnal nasional terakreditasi
b.
Jika jurnal nasional sulit, tulislah untuk
seminar
c.
Jika untuk seminar juga sulit ????? Berarti
Anda tidak percaya diri.
Ketika
Anda menulis di jurnal ilmiah, khususnya jurnal ilmiah yang sudah online,
maka secara tidak langsung Anda mempromosikan kepakaran Anda ke masyarakat
internasional. Dengan fasiltas internet, kita begitu mudah menilai kepakaran
seseorang. Orang tidak bisa lagi berbohong tentang kepakarannya karena dengan
transparan dapat kita lihat di layar computer. Salah satu metode untuk menilai
kepakaran seseorang adalah menggunakan mesin pencari Scholar Google (http://scholar.google.com).
Mesin pencari ini hanya mencari segala hal yang berkaitan dengan kepakaran
atau intelektualitas yang berupa akademik, karya ilmiah, paten, dan karya
lainnya. Karya-karya yang tidak ada kaitannya dengan kepakaran tidak akan
muncul dalam pencarian Scholar Google. Para selebritis yang banyak
sekali terdeteksi dengan mesin pencari Google (http://www.google.com)
hampir tidak akan terdeteksi dengan mesin pencari Scholar Google.
|
(adopsi dari: Abdullah, M., 2011,
Tuntunan Praktis Menulis Makalah Untuk Jurnal Ilmiah Internasional, Bandung:
ITB.)
B. Artikel
Ilmiah dalam Bidang Pendidikan
Artikel ilmiah guru
dapat dipublikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian (misalnya laporan
Penelitian Tindakan Kelas) atau berupa tinjauan/gagasan ilmiah yang ditulis
berdasar pada pengalaman dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi guru.
Publikasi ilmiah guru terdiri dari empat kelompok, yakni: a) laporan hasil
penelitian, b) tinjauan ilmiah, c)
tulisan ilmiah popular, dan d) artikel ilmiah.
Definisi artikel ilmiah dalam bidang pendidikan
adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah dalam bidang
pendidikan formal dan pembelajaran di satuan pendidikan
yang dimuat di jurnal ilmiah.
Kerangka Isi artikel ilmiah di
bidang pendidikan umumnya mengikuti aturan dari jurnal yang akan memuat artikel ilmiah dimaksud dan setidak-tidaknya
berisi:
· pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat;
· kajian teori, yang menguraikan tentang teori-teori yang relevan;
· pembahasan, yang mengemukakan tentang gagasan/ide penulis dalam upaya
memecahkan masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan pembelajaran di
sekolah/ madrasahnya. Pembahasan tersebut didukung oleh teori dan data yang
relevan; dan
· kesimpulan.
C. Tata Cara Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dan Kajian
Konseptual
Tabel
1 meringkas format umum laporan atau artikel penelitian. Komponen yang diberi
tAnda arsir merupakan bagian yang spesifik terdapat pada laporan atau artikel
penelitian (lihat kolom keterangan).
Tabel
1. Format Laporan atau Artikel Hasil Penelitian
No.
|
Komponen Laporan/
Artikel Hasil Penelitian
|
Keterangan
|
1
|
Judul
|
Laporan dan Artikel
|
2
|
Pengarang dan Afiliasi
|
Laporan dan Artikel
|
3
|
Abstrak
|
Untuk Laporan Penelitian kadang-kadang digantikan
dengan rangkuman/ringkasan
|
4
|
Pendahuluan
|
Laporan dan Artikel
|
5
|
Tinjauan Pustaka
|
Untuk artikel biasanya terintegrasi pada Pendahuluan
dan Pembahasan
|
6
|
Eksperimen
|
Laporan dan Artikel
Dapat juga berupa: Metode Penelitian
|
7
|
Hasil
|
Laporan dan Artikel
Dapat juga: Hasil dan Pembahasan
|
8
|
Pembahasan
|
Laporan dan Artikel
Kalau bagian 7 hanya berisi hasil)
|
9
|
Kesimpulan dan Rekomendasi
|
Laporan dan Artikel
|
10
|
Daftar Pustaka
|
Laporan dan Artikel
|
11
|
Acknowledgement
|
Laporan dan Artikel
|
Struktur
artikel hasil penelitian juga berbeda dengan artikel hasil kajian konseptual.
Contoh:
Struktur Artikel Hasil Penelitian
Pra-tulisan
|
Judul, afiliasi, abstrak, kata kunci
|
Pendahuluan
|
Latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat, kajian teori
|
Isi
|
Metode, hasil penelitian, dan pembahasan
|
Penutup
|
Simpulan dan saran
|
Pasca-tulisan
|
Referensi
|
Contoh:
Struktur Artikel Kajian Konseptual
Pra-tulisan
|
Judul, afiliasi, abstrak, kata kunci
|
Pendahuluan
|
Topik, tujuan dan manfaat, metode kajian
|
Isi
|
Landasan teori / konsep-konsep; Pembahasan
|
Penutup
|
Simpulan: pengukuhan, penolakan, ide barui
|
Pasca-tulisan
|
Referensi / daftar pustaka
|
1.
Judul.
Judul
dalam artikel memiliki fungsi
a. Menarik pembaca
b. Memberikan gambaran tentang isi laporan/artikel penelitian
c. Memudahkan pengelompokan ke dalam data base
Walaupun judul penelitian merupakan bagian pertama
dari sebuah artikel, akan tetapi waktu yang paling baik/tepat untuk menentukan
judul adalah pada saat isi artikel selesai dibuat. Dengan demikian judul yang
diberikan akan menrefleksikan isi dan penekanan secara akurat dan jelas.
Berikut
beberapa tips untuk menulis judul:
a. Singkat (10-15 kata), informatif dan dinyatakan
dalam bentuk frase
b. Sertakan kata-kata yang merupakan variabel penelitian
c. Hindari (sedapat mungkin) jargon, simbol, rumus dan singkatan
Berikut
adalah beberapa contoh judul artikel. Berilah kritik dan komentar terhadap
judul-judul ini.
Judul
|
Kritik/komentar
|
1.
Penerapan pendekatan kontekstual pada
pembelajaran matematika
dan perubahannya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
|
|
2.
Pembekalan Kemampuan-kemampuan Fisika bagi
Calon Guru Melalui Mata Kuliah Fisika Dasar
|
|
3.
Using problem-based teaching and
problem-based learning to improve the teaching electrochemistry
|
|
4.
Penggunaan
Molymod dari Tanah Liat untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Konsep
Bentuk Molekul pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI IPA Semester Ganjil SMAN I
Mancak Tahun Pelajaran 2009/2010
|
|
Siapkan
komentar Anda atas judul-judul tersebut sebagai bahan diskusi.
2. Pengarang dan Afiliasi.
Dalam
menulis artikel yang dipublikasikan pada jurnal atau makalah seminar,
penulis/pengarang memiliki berbagai kode etik yang harus dipenuhi, di antaranya
menuliskan identitas semua orang
yang terlibat dalam pekerjaan penelitian. Hal ini tetap harus dilakukan
walaupun hanya satu orang saja yang menulis naskah. Afiliasi adalah institusi
atau beberapa institusi tempat peneliti bekerja dan melakukan pekerjaan
penelitian. Jika terdapat beberapa pengarang dari berbagai institusi gunakan
pengkodean dengan superscript atau asterik (lihat contoh). Salah seorang dari
penulis naskah harus menjadi ‘correspondimg
author’ sebagai kontak person dalam
berkomunikasi. Berikan alamat lengkap disertai telepon, faks dan email untuk
memudahkan komunikasi yang mungkin akan dilakukan. Paling tidak ‘coresponding author’ akan berkomunikasi dengan editor.
Berikut
beberapa petunjuk dalam menuliskan nama dan afiliasi pengarang pada artikel:
a. Beberapa jurnal internasional mensyaratkan pengarang
menulis nama depan, inisial (kalau ada) dan nama belakang. Misalnya John R
Smith, Barry A.A.L. van Setten, Susanto I. Rahayu, Tamara Blezinski, Ahmad Mudzakir, dan Hayat Sholihin.
b. Jangan menuliskan gelar, agama dan titel profesional lainnya.
Kotak
1 memperlihatkan contoh penulisan pengarang dan afiliasi.
3. Abstrak.
Abstrak
berfungsi untuk memudahkan pembaca menangkap ‘hakikat’ dan ruang lingkup artikel. Jika artikel penelitian dipublikasikan dalam sebuah jurnal yang
sudah menerapkan sistem data base, abstrak dapat membantu editor untuk
mengidentifikasi fitur dan kata kuncinya. Seperti halnya judul, abstrak harus
ditulis setelah isi laporan atau artikel penelitian telah selesai.
Beberapa
aspek berikut harus terkandung dalam sebuah abstrak laporan/artikel hasil
penelitian:
a. Pernyataan singkat masalah dan tujuan penelitian,
b. Gambaran eksperimen atau teori yang digunakan
c. Rangkuman hasil yang diperoleh
d. Indikasi tentang kesimpulan utama penelitian
e. Definisi singkatan yang pertama kali digunakan dalam
abstrak. Pendefinisian serupa harus diulang pada teks.
Hal-hal
berikut harus dihindari dalam abstrak:
a. Menuliskan/merujuk tabel, gambar atau bagian tertentu dalam abstrak
b. Menuliskan persamaan, skema atau struktur yang memerlukan baris khusus pada
abstrak.
Kotak
2 berisi contoh Abstrak untuk dipelajari. Siapkan komentar Anda untuk
didiskusikan.
Kotak 2
ABSTRAK
Pemahaman
konseptual dalam ilmu kimia membutuhkan kemampuan untuk merepresentasikan dan
menerjemahkan masalah-masalah kimia dalam bentuk representasi makroskopik,
simbolik, dan mikroskopik secara simultan. Pembelajaran dengan metode ceramah, diskusi, dan praktikum
belum bisa memfasilitasi ketiga jenis representasi tersebut secara optimal,
terutama untuk materi kimia yang bersifat abstrak. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi. Di
samping pemahaman konsep, pembelajaran hendaknya melatih keterampilan
berpikir siswa. Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk merancang suatu model berbasis teknologi informasi mengenai Sifat
Koligatif Larutan yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan Keterampilan
Berpikir Kritis (KBK) siswa. Desain penelitian menggunakan One Group Pretes-Postes Design yang
melibatkan 39 siswa SMA kelas XI. Data pre-tes dan pos-tes diolah untuk
mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan KBK siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan penguasaan konsep
dan KBK siswa pada nilai N-Gain kategori sedang. Peningkatan penguasaan
konsep tertinggi terjadi pada konsep Tekanan
Uap dan terendah pada konsep Kenaikan
Titik Didih Larutan. Peningkatan KBK tertinggi terjadi pada aspek menjawab pertanyaan ”apa yang dimaksud dengan..?”, sedangkan yang terendah pada kemampuan untuk memberikan alasan. Model pembelajaran berbasis TIK yang dikembangkan
terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis
(KBK) siswa
Kata Kunci: Teknologi Informasi, pemahaman konsep,
keterampilan berpikir kritis, dan sifat koligatif larutan
|
4. Pendahuluan.
Bagian
pendahuluan suatu artikel hasil penelitian berfungsi untuk memberikan informasi
tentang
a. latar belakang perlunya
penelitian dilakukan
b. kajian atas
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu pada
bidang atau topik yang sama atau relevan
(diuraikan secara singkat tapi terarah)
c. masalah yang
belum terselesaikan oleh peneliti terdahulu dan dipecahkan (telah dicoba
dipecahkan) pada penelitian yang dilakukan
d. tujuan
penelitian yang dilakukan, gambaran umum metode, serta deskripsi singkat hasil yang didapat.
Pada
laporan penelitian seperti skripsi, item-item tersebut biasanya dituangkan
sebagai sub-sub bab pendahuluan secara terpisah
Pada
Kotak 3 terdapat contoh Pendahuluan
untuk dipelajari.
Kotak 3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu
kimia secara umum termasuk dalam ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
gejala-gejala alam, dan mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur,
susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan
materi. Pembahasan tentang struktur materi mencakup struktur
partikel-partikel penyusun materi baik berbentuk atom, ion, maupun molekul
dan bagaimana partikel-partikel tersusun membentuk partikel yang lebih besar.
Pembahasan susunan partikel dalam suatu materi mencakup komponen-komponen
penyusun materi dan perbandingan banyaknya tiap komponen dalam materi
tersebut. Pembahasan tentang sifat materi mencakup sifat fisik yaitu sifat
yang terlihat atau nampak dan sifat kimia yaitu kecenderungan materi untuk
berubah menjadi materi yang lain. Pembahasan tentang perubahan materi
mencakup perubahan fisik dan perubahan kimia. Sedangkan pembahasan tentang
energi mencakup jenis dan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi, serta
perubahan energi dari bentuk satu ke bentuk yang lain.
Ilmu
kimia berkembang berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia dan para ahli
pendukung ilmu kimia untuk menghasilkan fakta dan pengetahuan yang teoritis
tentang materi yang kebenarannya dapat di jelaskan dengan logika matematika.
Sebagian besar aspek yang dibahas dalam ilmu kimia adalah konsep teoritis dan
bersifat abstrak atau invisible serta informatif. Salah satu contoh aspek
kimia tersebut terdapat dalam pengembangan silabus mata pelajaran kimia kelas
XI IPA semester ganjil yang meliputi:
Standar Kompetensi
Memahami
struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodic unsure, struktur molekul,
dan sifat – sifat senyawa.
Kompetensi
Dasar
Menjelaskan
teori jumlah pasangan electron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi
untuk meramalkan bentuk molekul.
Indikator
Pembelajaran
a.
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan electron
b.
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi
Metode
yang umumnya digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada konsep
tersebut adalah ceramah atau pembelajaran klasikal. Hasil penyelidikan yang
dilakukan Bligh (1972) yang dikutip oleh Rooijakkers (1982 : 3) menyatakan
bahwa pembelajaran klasikal atau pembelajaran yang diberikan secara masal,
ataupun kepada suatu kelompok besar sangat efektif untuk menyampaikan
informasi. Dengan mengutarakan masalah sekali saja, masalah tersebut dapat
sampai kepada banyak pendengar. Tetapi walau demikian guru harus
mempertimbangkan seberapa banyak siswa paham dengan apa yang mereka dengar.
Permasalahan yang datang ketika guru menjelaskan konsep bentuk molekul dengan
metode ceramah dan hanya menggunakan papan tulis sebagai media untuk
menggambar bentuk molekul secara satu dimensi ternyata banyak anak yang belum
mampu memahami bentuk molekul tersebut secara tiga dimensi. Contoh permasalan
tersebut adalah siswa tidak dapat membedakan bentuk molekul segi tiga planar
dengan segi tiga pyramid, karena dalam gambar satu dimensi bentuk molekul
segitiga planar dan segitiga pyramid sangat mirip apalagi jika guru yang
menggambar tidak menguasai tekhnik menggambar tiga dimensi.
Untuk
membantu siswa memahami konsep bentuk molekul dibutuhkan alat peraga yang
disebut molymod. Hanya saja molymod jarang disediakan oleh sekolah dengan berbagai
pertimbangan. Menyiasati hal tersebut maka dapat digunakan molymod sederhana
yang dibuat dengan bahan yang ada di sekitar sekolah. SMAN I Mancak adalah
sekolah yang terdapat di pedesaan dengan tekstur tanah merah yang banyak
mengandung tanah liat. Dengan bahan tanah liat yang melimpah ini molymod
dapat dibuat sebagai alternative alat peraga bentuk molekul. Melalui molymod
tanah liat ini diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan pemahamannya
tentang konsep bentuk molekul
Perumusan
Masalah dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman
siswa kelas XI IPA semester ganjil SMAN 1 Mancak tahun pelajaran 2009/2010
terhadap konsep bentuk molekul?”
Untuk
memecahkan masalah tersebut, maka dalam pembelajaran kimia pada konsep bentuk
molekul harus menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga dipilih karena
pada dasarnya siswa kesulitan membayangkan dan mengapresiasikan suatu bentuk
molekul yang bersifat abstrak menjadi lebih nyata. Kesulitan siswa semakin
tinggi ketika mereka harus menghubungkan rumus-rumus penentuan bentuk suatu
molekul kemudian menggambarkannya.
Dengan
penggunaan alat peraga berupa molymod sederhana dari tanah liat diharapkan
dapat membantu siswa memahami istilah-istilah bentuk suatu molekul, misalnya
linier, trigonal piramida, trigonal planar, tetrahedral, angular, trigonal
bipiramida, tetrahedral terdistorsi, bentuk T, dan lain-lain.
Metode
pembelajaran menggunakan metode ceramah atau diskusi informasi. Media
pembelajaran yang digunakan adalah alat peraga molymod tanah liat.
Langkah-langkah pembelajaran meliputi sebagai berikut:
1.
Setiap siklus terdiri dari tiga
pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua merupakan proses pembelajaran
sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi.
2.
Proses pembelajaran dilakukan
dengan cara berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 4 orang. Guru
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
3. Pada tahap evaluasi, siswa mengerjakan soal tes akhir yang
berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami konsep yang diberikan
Tujuan
Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan
umum penelitian ini adalah untuk menumbuhkan kreativitas guru dan siswa dalam
membuat alat peraga
Tujuan Khusus
Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penggunaan
molymod dari tanah liat dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep
bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil tahun
pelajaran 2009/2010
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini diharap dapat bermanfaat untuk:
1.
Siswa
dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep teoritis, bersifat abstrak dan
informatif
melalui alat peraga.
2.
Guru
memiliki tambahan variasi alat peraga sederhana dalam pembelajaran kimia dan
dapat menambah kereativitasnya dalam pembuatan alat peraga.
3.
SMAN 1
Mancak dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam
menambah khasanah pengetahuan tentang media pendukung kegiatan pembelajaran
4. Peneliti dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
pendukung pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk mengembangkan metode
dan media pembelajaran
Hipotesis
Tindakan
Hipotesis
yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:
“
Melalui penggunaan molymod dari tanah liat dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester
ganjil tahun peajaran 2009/2010 “
|
5. Tinjauan Pustaka.
Tinjauan
pustaka biasanya hanya ada pada laporan penelitian seperti skripsi, thesis, dan
disertasi. Pada artikel penelitian, biasanya tidak ada
bagian khusus tinjauan pustaka tetapi pustaka yang dirujuk akan terintegrasi
pada pendahuluan dan pembahasan. Beberapa perguruan tinggi telah memperbolehkan
penempatan tinjauan pustaka yang terintegrasi pada pendahuluan dan pembahasan.
Literatur
yang dirujuk pada pendahuluan berfungsi sebagai:
a. tinjauan atas perkembangan penelitian,
b. tinjauan atas penelitian yang telah dilakukan orang lain,
c. justifikasi mengenai pentingnya melakukan penelitan
d. menjelaskan dan memperkuat alasan pemilihan metode penelitian
yang digunakan
Sedangkan
literatur yang dirujuk pada pembahasan berfungsi sebagai:
a. pembanding atas hasil yang diperoleh
b. menjelaskan beberapa fenomena/hasil yang ditemukan
6. Cara Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
Terdapat
berbagai cara untuk menuliskan kutipan dan sumber kutipan di dalam karya
ilmiah. Sejumlah contoh yang dipaparkan berikut ini memperlihatkan penggunaan
teknik penulisan kutipan yang sesuai dengan sifat dan panjangnya informasi yang
dikutip.
Sternberg
(1984:41) mengemukakan bahwa “In Piaget’s
theory, children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic.”
Dari beberapa
penelitian yang mengkaji pendekatan atau model pembelajaran berbasis
konstruktivisme, yakni antara lain Sigit (2004), Sumari (2004), Rahayu (2004),
dan Fajaroh (2004), ditemukan bahwa penerapan strategi ini berimplikasi positif
baik terhadap kualitas proses maupun hasil pembelajaran, yang ditunjukkan oleh
meningkatnya motivasi, keaktifan, dan hasil belajar.
Sesuai dengan
pendapat Thiele dan Treagust (1994:228), penggunaan analogi dalam buku
pelajaran kimia cenderung menggambarkan struktur submikroskopik untuk
mengilustrasikan proses tidak terlihat yang terjadi
pada tingkat molekuler. Sedangkan penggunaan penjelasan analogis yang
tidak tepat dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa (Rahayu, 2003).
Menurut hasil
riset para pakar pendidikan, salah satu pendekatan dan teknik pembelajaran yang
sesuai dengan prinsip-prinsip konstruktivistik adalah penggunaan analogi dan
model (Trowbridge & Bybee, 1996, dalam Rahayu, 2001:6).
Shapiro,
Curtis, dan Reigeluth (dalam Thiele dan Treagust, 1991) juga mengungkapkan
bahwa penggunaan analogi menunjukkan proses visualisasi yang penting dalam
pikiran siswa dan pada akhirnya akan menghasilkan efektivitas belajar yang
tinggi.
Penelitian
tentang keefektifan penggunaan analogi dalam bidang pengajaran kimia yang
dilakukan di Indonesia, yaitu antara lain oleh Sihabuddin (1995), Wasilah
(2001), Masruri (2002), dan Zulfia (2002), juga memberikan hasil yang positif.
Thomson dan
Melancon (1987:1233) mencatat bahwa “Educators
have come to realize that teaching critical thinking skills is an essential
school function”.
Beberapa
penelitian tentang keefektifan penggunaan analogi dalam bidang kimia di
Indonesia (Sihabudin, 1995; Wasilah, 2001; Masruri, 2002; dan Zulfia, 2002)
memberikan hasil yang positif.
Sulistiana
dan Rahayu (2005) mengemukakan bahwa:
Penjelasan analogis yang dibuat penulis buku
pelajaran belum tentu tepat untuk menjelaskan konsep target sehingga
dimungkinkan dapat menimbulkan kesalahan konsep pada siswa, maka guru harus
selektif dalam memilih penjelasan analogis yang akan digunakan dalam pembelajaran.
“ … terdapat
tujuh macam penjelasan analogis pada buku pelajaran yang dikaji tidak tepat
dalam menjelaskan konsep target, sehigga penulis buku harus lebih selektif
dalam menggunakan penjelasan analogis” (Sulistiana dan Rahayu, 2005).
Pandangan yang
sama dinyatakan oleh Linn (1987) bahwa:
Report to US National
Science Board, Educating Americans for 21st Century, revealed that
the instruction students receive in science does not prepared them to cope with
the problems they will face and argued that students need to learn the “new
basics”—the thinking skills required for choosing among new medical treatments,
for example, or pursuing careers in technologically rich environments, or
investing wisely.
Glynn (1991:23)
merumuskan pengertian analogi sebagai proses mengidentifikasi kemiripan antara
dua buah konsep, yaitu konsep yang familiar disebut analog, dan konsep yang
kurang familiar disebut target.
Menurut hasil
riset para pakar pendidikan, salah satu pendekatan dan teknik pembelajaran yang
sesuai dengan prinsip-prinsip konstruktivistik adalah penggunaan analogi dan
model (Trowbridge & Bybee, 1996)
7. Metode Penelitian.
Metode
Penelitian berisi paparan rinci tentang bagaimana penelitian dilakukan, yang
meliputi desain penelitian, subyek penelitian, alat pengumpul data (termasuk
keterangan bagaimana dikembangkannya), teknik pengumpulan data, serta teknik
analisis data yang telah dilakukan peneliti.
Pada suatu
artikel hasil penelitian kimia, bagian ini menguraikan urutan dan teknik percobaan
yang dilakukan. Metode penelitian eksperimen akan menjadi rujukan bagi orang lain dalam membandingkan
hasil yang diperoleh. Seringkali pembaca hanya akan merujuk bagian metode
penelitian jika menemukan hasil yang menarik atau ganjil.
8.
Hasil Penelitian.
Bagian ini
menampilkan data yang diperoleh pada percobaan yang telah dilakukan. Semua data
yang ditampilkan harus berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Jika
pembaca menemukan hasil yang menarik atau ganjil, kemungkinan besar dia akan
mengecek prosedur perlakuan yang dilakukan dan dijelaskan. Pada kebanyakan
kasus urutan hasil harus diuraikan sejalan dengan urutan perlakuan yang
dilakukan.
Apabila
diperlukan hasil pengolahan data secara statistik juga ditampilkan pada bagian
ini. Hanya data yang relevan dan mendukung untuk penarikan
kesimpulan yang ditampilkan. Untuk memperjelas dan merangkum informasi dapat
digunakan persamaan, gambar/grafik, dan tabel. Gambar atau grafik akan lebih jelas dipahami dibandingkan
dengan teks untuk menunjukan trend, perbandingan, dan hubungan antar
variabel. Trend (pengaruh suatu
variabel) misalnya, dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik garis (line graphs).
Sedangkan diagram batang (bar graph) sangat berguna untuk menunjukan
nilai perbandingan. Pada beberapa kasus hasil berupa foto akan membantu memperjelas hasil yang ditampilkan.
Tabel
digunakan jika data tidak bisa ditampilkan secara jelas dalam bentuk narasi.
Data pada tabel harus menjadi pelengkap tetapi tidak menduplikasi informasi yang sudah tertuang pada teks atau
grafik.
Hasil Penelitian
Peningkatan Penguasaan
Konsep
Berdasarkan data yang
diperoleh, diketahui bahwa secara umum siswa mengalami peningkatan penguasaan
konsep dengan nilai N-Gain sebesar 0,48. Terhadap peningkatan tersebut
dilakukan uji perbandingan dua rata-rata pre-tes dan pos-tes dengan
menggunakan uji t pada program SPSS 15.0. Hasil
uji t menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi 0,000 < taraf nyata 0,05.
berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai pre-tes dan pos-tes berbeda
secara signifikan.
Pembelajaran Sifat
Koligatif Larutan ini terdiri dari 8 label konsep. Gambar 1 menunjukkan bahwa
peningkatan penguasaan konsep terjadi pada semua label konsep. Peningkatan
penguasaan konsep tertinggi terjadi pada konsep Tekanan Uap dengan nilai
N-Gain 0,63, sedangkan peningkatan yang terendah terjadi pada konsep Kenaikan
Titik Didih Larutan dengan nilai N-Gain 0,32.
|
Keterangan:
1. Tekanan Uap
2. Penurunan Tekanan Uap
3. Titik Didih
4. Kenaikan Titik Didih Larutan
5. Penurunan Titik Beku Larutan
6. Penurunan Titik Beku Molal (Kf)
7. Diagram Fasa
8. Sifat Koligatif Larutan
Gambar 3. Grafik Peningkatan Penguasaan
Konsep
Tampilan
gambar, grafik dan tabel merupakan bagian penting dari bab hasil penelitian. Berikut beberapa tips untuk mengoptimalkan tampilan grafik:
a. Buat skala panjang, lebar, ukuran huruf, simbol dan
garis secara proporsional
b. Buat ilustrasi secara sederhana dan
jelas
c. Gunakan kata-kata seminimal mungkin
d. Beri label sumbu dengan parameter yang diukur dan
tempatkan satuan dalam kurung, gunakan huruf besar untuk huruf pertama setiap
kata.
9. Pembahasan.
Tujuan
dari penulisan diskusi adalah untuk menginterpretasi
dan membandingkan hasil penelitian yang diperoleh. Pembandingan hasil dapat
dilakukan terhadap hasil penelitian orang lain atau (bila relevan) dengan hasil
penulis sendiri. Perbandingan dengan hasil penelitian orang lain, ditandai dengan mengutip pustakanya. Dengan cara ini dapat ditunjukkan aspek kebaruan penelitian yang dilakukan.
Walaupun
esensi pembahasan sangat tergantung pada topik yang dibahas dan masalah yang
muncul, beberapa tips berikut dapat digunakan:
a. Dalam menuliskan pembahasan harus bersifat objektif, tunjukkan fitur dan keterbatasan pekerjaan yang dilaporkan
b. Hubungkan hasil yang diperoleh dengan pengetahuan terkini dan dengan tujuan
awal penelitian.
c. Nyatakan apakah masalah yang seharusnya dipecahkan telah terjawab,
d. Nyatakan pula bentuk sumbangan pengetahuan baru yang diberikan.
10.
Kesimpulan dan
Rekomendasi.
Penulisan
kesimpulan bertujuan untuk menyatukan interpretasi dan pembahasan hasil ke
dalam konteks permasalahan penelitian. Dengan kata lain, bagian kesimpulan
berisi jawaban atas masalah penelitian yang dituangkan dalam bagian
pendahuluan. Tentu saja, kesimpulan yang di ambil harus dibuat berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan. Bagian rekomendasi atau saran berisi perspektif
penulis atas hasil yang diperoleh untuk ditindaklanjuti pada penelitian
berikutnya. Rekomendasi juga dapat berisi ‘judgement’
penulis tentang prospek aplikasi hasil penelitian.
D. Penelusuran Artikel Seminar dan Jurnal Ilmiah
Menurut
Abdullah,
M., (2011) kegiatan penelitian tidak dapat lepas dari
makalah ilmiah yang diterbitkan sejumlah jurnal ilmiah nasional maupun
internasional. Artikel-artikel terbaru yang diterbitkan di sejumlah jurnal
dapat menjadi sumber inspirasi atau sumber topik penelitian baru bagi kita dan
menjadi referensi yang berguna bagi kegiatan penelitian yang sedang kita
jalankan. Namun, tidak semua artikel yang kita butuhkan dapat kita peroleh
dengan mudah. Banyak artikel-artikel yang diterbitkan sejumlah jurnal ilmiah
menerapkan biaya langganan yang tinggi dan tidak semua institusi di Indonesia
maupun individual berlangganan jurnal tersebut.
Jurnal online yang
banyak sekali jumlahnya dan berasal dari berbagai penerbit besar dunia hanya
memberikan manfaat sedikit bagi kita yang tidak berlangganan. Informasi yang
dapat kita peroleh hanya sebatas abstrak. Selebihnya tertutup sama sekali.
Dalam kondisi demikian, usaha yang dapat dilakukan adalah mengontak teman yang
sedang melakukan tugas belajar di luar negeri untuk mendownload dan mengirimkan
lewat e-mail. Namun, jika terlalu sering meminta tolong, tentu kita merasa
sungkan.
1.
Memanfaatkan Kebaikan
Penerbit.
Selama penerbitan, kadang
para penerbit jurnal berbayar mengeluarkan nomor atau volume yang dapat
didownload secara gratis. Kapan munculnya edisi gratis tersebut kadang tidak
jelas. Tinggal kita rajin-rajin mengecek website
jurnal tersebut secara berkala.
Untuk mendownload
makalah-makalah gratis di atas, kita terlebih dahulu perlu melakukan registrasi
(bagi yang belum pernah melakukan registrasi). Ketika salah satu makalah dalam
daftar di atas di-klik, maka muncul permintaan untuk memasukkan ID dan password.
2.
Sample Copy.
Hampir semua penerbit
jurnal komersial, termasuk jurnal yang berbayar, menyediakan contoh copy jurnal
tersebut yang dapat didownload secara bebas. Makalah-makalah tersebut kadang
ada yang sesuai dengan topik penelitian yang sedang atau akan kita jalankan
sehingga dapat menjadi referensi yang berguna.
Sampel copy tersebut
biasanya diperuntukan bagi penulis yang ingin mengirim makalah di jurnal
tersebut. Dengan adanya sample copy, penulis mengetahui lebih detail format
makalah dalam jurnal tersebut, bagian-bagian makalah, cara penulisan referensi,
dan sebagainya. Dengan adanya sample copy, penulis juga mengetahui dengan
detail cakupan topik yang dicover jurnal tersebut. Walaupun cakupan topik
jurnal sudah disebutkan di homepage jurnal, namun, informasi biasanya akan
lebih detail jika melihat langsung contoh makalah yang telah terbit, seperti
yang tersedia dalam sample copy.
3.
Jurnal Gratis (Open Journal).
Salah satu yang bentuk
publikasi jurnal yang trend saat ini adalah open journal. Semua makalah yang
diterbitkan di dalam open journal dapat didownload secara bebas oleh siapa
saja. Lalu bagaimana cara penerbit mendapatkan masukan dana untuk menjalankan
jurnal tersebut. Caranya adalah dengan menerapkan biaya penerbitan yang cukup
tinggi kepada penulis. Secara umum, biaya yang dikenakan pada penulis untuk
tiap halaman cetak jurnal sekitar 80-100 USD. Kita dapat bayangkan jika kita
menerbitkan makalah dengan jumlah halaman 10 maka biaya yang haris dirogoh
untuk biaya publikasi bisa mencaai 1000 USD atau sekitar Rp 9 juta.
Pendekatan yang dilakukan
penerbit Open Journal bertolak belakang dengan pendekatan yang dilakukan penerbit
besar yang sudah ada seperti Elsevier, Springer, Wiley,
dan sebagainya. Pada penerbit ini umumnya biaya penerbitan nol namun pembaca
harus membayar untuk mendapatkan paper. Jadi pemasukan penerbit berasal dari
pembaca.
4.
Pencarian dengan Mesin
Google.
Google adalah mesin pencari
yang sangat luar biasa untuk mencari informasi apa saja di internet yang
tersimpan di server manapun di seluruh dunia. Saat ini Google merupakan mesin
pencari terbaik di dunia. Kita dapat memanfaatkan Google untuk mencari
makalah-makalah ilmiah atau dokumen lain yang menunjang kegiatan riset kita.
Mari kita mencoba
memanfaatkan Google untuk mendapatkan makalah-makalah ilmiah yang kita
butukhan. Termasuk makalah yang diterbitkan di jurnal yang tidak kita langgan.
5.
Mencari
di Website Penulis.
Kadang para penulis makalah
menyimpan makalah yang dipublikasikannya di web site institusi. Makalah
tersebut mereka download dari jurnal yang menerbitkan makalahnya.
Makalah-makalah tersebut kadang bisa ditelusuri dengan Google dengan memasukkan
nama penulis paper, laboratorium atau departemen dan universitas tempat penulis
bekerja. Tambahkan kata publication agar pencarian langsung tertuju ke
publikasi mereka.
6.
Mencari
dengan Google di Situs Publikasi Umum.
Salah satu situs publikasi
umum yang menyediakan sejumlah makalah ilimiah adalah arXiv.org. Situs tersebut
menyimpan banyak sekali makalah yang berkaitan dengan bidang fisika dan
atsronomi. Siapa pun dapan mempublikasi makalah dalam situs tersebut. Makalah
yang sisubmit langsung muncul dalam situs tersebuat tanpa direview. Kekeliruan
apa pun yang berkaitan dengan isi makalah menjadi tanggung jawab langsung
penulis.
Walaupun makalah yang
dipublikasikan di arXiv.org tidak melalui proses review, namun banyak makalah
di situ merupakan makalah yang sangat bermutu. Sebagian makalah telah
dipublikasikan di sejumlah jurnal ilmiah bergengsi. Dengan menggunakan Google,
kita dapat menelusur makalah yang kita butuhkan yang tersimpan dalam http://arXiv.org.
7.
Jurnal Gratis di Open Journal System.
Open
Journal System
(OJS) (http://pkp.sfu.ca) merupakan satu bagian yang dikerjakan Public Knowledge Project (PKP) yang
didedikasikan untuk meningkatkan mutu akademik dan manfaat riset bagi publik.
Proyek ini dilakasnakan atas kerja sama Faculty
of Education University of British Columbia, Simon Fraser University Library,
School of Education Stanford University dan Canadian Center for Studies in
Publishing Simon Fraser University. Kolaborasi tersebut bertujuan bagaimana
teknologi baru dapat meningkatkan profesiaonalisme dan nilai publik dari
riset-riset akademik.
Proyek ini didirikan tahun
1998 oleh John Willinsky dari Department of Language and Literacy Education,
Faculty of Education, University of British Columbia. Salah satu informasi
penting yang dapat kita ambil dari PKP ini adalah Open Journal System (OJS).
Software OJS di-sediakan secara gratis dan dapat kita manfaatkan untuk
mengonline-kan jurnal yang kita kelola. Dari web site PKP tersebut kita bisa mengakses
puluhan jurnal gratis. Semua jurnal yang terdaftar dalam OJS harus dapat
didownload isinya secara bebas. Dengan atanya puluhan jurnal dari berbagai
bidang ilmu tersebut maka kita seharusnya tidak terlalu kesulitan mendapatkan
referensi yang dibutuhkan dalam kegiatan pengajaran maupun riset.
8.
Kontak Penulis.
Misalkan dengan sejumlah
teknik yang diuraikan sebelumnya kita belum berhasil mendapatkan makalah yang
kita inginkan. Adakah cara lain? Cara lain yang masih mungkin dilakukan adalah
dengan mengontak penulis. Kita mengirim e-mail ke corresponding author dari
makalah tersebut dan meminta dikirimi reprint, proof, atau draft dari makalah
mereka yang sudah diterbitkan di jurnal. Umumnya, pada penulis akan mengirimkan
apa yang kita minta, karena tampaknya ini sudah termasuk etika riset yang
dipegang para peneliti dunia. Kalau para penulisnya sibuk, biasanya mereka
meminta bantuan sekertarisnya untuk mengirimkan makalah tersebut, baik melalui
pos udara atau lewat e-mail.
Hal yang penting kita
ketahui adalah mencari tahu alamat lengkap dari penulis. Juga jangan lupa
mendapatkan judul makalah yang dinginkan, jurnal yang menerbitkannya, volume,
nomor, halaman, dan tahun penerbitan. Untuk mengetahui informasi tersebut, kita
masuk ke situs jurnal yang menerbitkan makalah yang kita cari tersebut. Dengan
men-klik daftar isi maka abstrak makalah, lengkap dengan judul, nama penulis
dan institusi penulis muncul di situ. Biasanya pada abstrak ini pun tertera
alamat e-mail penulis. Gunakan alamat e-mail tersebut untuk meminta paper
tersebut ke penulis.
E.
Dari Mana Kita Mulai Menulis
Menurut
Abdullah,
M., (2011), yang sering menjadi persoalan dalam penulisan
makalah adalah bagian mana dulu yang harus kita tulis. Meskipun telah berada
beberapa jam di depan meja atau komputer, kadang belum sedikit pun ide yang
tertulis. Banyak orang memulai menulis makalah beradasarkan urutan yang muncul
di makalah: mulai dari judul, kemudian abstrak, kemudian pendahuluan, dan
seterusnya, hingga terakhir kesimpulan.
Urutan yang muncul
di artikel tidak sama dengan urutan penulisan artikel. Mulailah menulis dari
yang paling mudah. Dengan cara demikian maka kita akan segera melihat bahwa
jumlah materi yang kita tulis akan bertambah cukup cepat dan kita tidak merasa
terbebani. Kita akan terbebani kalau sudah menghabiskan waktu sekian jam namun
hasil tulisan kita tidak signifikan. Sebaliknya, kita akan merasa enjoy jika dalam waktu singkat kita
sudah menulis banyak. Dan ini hanya bisa dicapai jika kita tulis makalah dari
bagian yang paling mudah.
Berdasarkan
pengalaman, alur pikir menuliskan artikel yang paling mudah sebagai berikut.
1) Metode Penelitian
2) Hasil Penelitian
3) Pembahasan
4) Kesimpulan
5) Pendahuluan
6) Daftar Pustaka
7) Abstrak
8) Judul
Metode
penelitian ditempatkan pada urutan pertama yang ditulis karena bagian ini
merupakan apa-apa yang kita lakukan selama penelitian. Karena merupakan apa
yang kita lakukan, jelas bagian tersebut akan sangat mudah kita tulis. Tinggal
kita menyarikan dalam bentuk narasi yang tepat dan lengkap.
Hasil
penelitian adalah yang termudah kedua yang dapat kita tulis. Hasil penelitian
adalah hasil yang kita peroleh selama melakukan penelitian. Semua informasi ada
di kita sehingga seyogyanya menjadi mudah untuk ditulis. Dalam melakukan penelitian,
tentu banyak sekali hasil yang kita peroleh. Namun tidak semuanya harus
ditampilkan dalam makalah. Kita menampilkan hasil-hasil yang utama saja yang
menjadi wakil dari tujuan besar penelitian kita.
Pembahasan
adalah analisis atas hasil yang kita amati. Jadi bisa lebih mudah ditulis. Pada
bagian pembahasan kita mengemukan sejumlah argument untuk menguatkan hasil yang
kita peroleh sehingga dapat diterima sebagai kebenaran ilmiah. Di sini perlu
kajian yang komprehensif tentang makalah-makalah yang sudah terbit sebelumnya.
Dan kempuan mendapatkan makalah-makalah yang terbit di sejumlah jurnal
internasional menjadi penting.
Jika hasil Anda
yang berbeda dengan hasil orang lain, Anda perlu menjelaskan mengapa. Jangan
menyalahkan hasil Anda karena berbeda dengan hasil orang. Selama prosedur yang
Anda tempuh benar, maka hasil Anda itu benar. Perbedaan dengan orang lain
mungkin karena ada prosedur yang berbeda. Perbedaan dengan hasil orang
sebelumnya kadang disambut gembira oleh para peneliti, karena siapa tau
perbedaan tersebut merupakan penemuan baru. Tinggal bagaimana member argumen
agar hasi tersebut dapat diterima komunitas ilmiah.
Bagian
berikutnya yang mudah ditulis adalan kesimpulan. Bagian ini berisi ringkasan
hasil-hasil signifikan yang dicapai dalam penelitian ini. Kesimpulan pada
dasarnya adalah ringkasan dari hasil penelitian. Dengan demikian, berdasarkan
bagian hasil penelitian yang telah ditulis maka kita dengan mudah menulis
kesimpulan. Namun, bisa saja hasil yang diperoleh sangat banyak. Dalam menulis
kesimpulan, tuliskan hasil yang paling menonjol yang merupakan breakthrough
penelitian Anda. Dengan kata lain, tampilkan hasil yang paling luar biasa yang
membuat orang lain menilai bahwa karya Anda sangat luar biasa. Tampilkan hasil
yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya.
Bagian
berikutnya yang ditulis adalah pendahuluan. Setelah mengetahui susunan
pendahuluan, sebenarnya kita menjadi cukup mudah menulis pendahuluan. Komponen
pertama pendahuluan berisi apa yang menarik dengan penelitian yang Anda
lakukan. Untuk menulis bagian ini Anda cukup mencari sejumlah makalah topik
yang sama yang diterbitkan di sejumlah jurnal internasional. Anda baca
pendahuluan makalah-makalah tersebut yang juga berisi pernyataan menariknya
topik yang dikaji. Anda tinggal menyari ulang tulisan dalam makalah-makalah
yang Anda baca dalam kalimat-kalimat Anda sendiri. Yang penting ide atau
maknanya Anda tangkap, kemudian Anda tulis ulang dengan kalimat Anda. Tetapi
jangan lupa mencantumkan referensinya. Karena makalah di makalah orang tersebut
memuat pula referensi yang dikutip, ketika Anda menulis ulang dengan kalimat
Anda sendiri, Anda kutuip saja referensi yang sama selama idenya sama dengan
kalimat di makalah orang yang Anda baca. Bagian ini juga dapat Anda peroleh
dari judul makalah orang sebelumnya. Ketika Anda menemukan ada makalah yang
judulnya menyekatan “menariknya” topik riset yang sedang Anda kerjakan, Anda
jelaskan ulang judul tersebut lalu refer makalah tersebut.
Bagian
pendahuluan juga Anda sarikan dari sejumlah makalah terbaru yang menjelaskan
status terkini riset di topik sebelumnya. Di bagian Pendahuluan makalah-makalah
tersebut selalu terdapat penjelasan status terbaru riset tersebut. Tinggal Anda
tulis ulang dan jangan lupa merujuk referensi yang ada.
Lalu Anda
kemukanan hipotesis. Anda atur hipotesis edemikian rupa sehingga apa yang telah
Anda tulis di kesimpulan merupakan jawaban atas hipotesis Anda. Jadi di sini,
masalah ditulis sehingga dijawab oleh kesimpulan Anda. Dalam istilah lain, Anda
atur hipotesis Anda sehingga klop dengan kesimpulan yang sudah ditulis.
Untuk bagian
agenda, Anda juga mengatur sehingga sesuai dengan metodologi penelitian yang
telah Anda tulis. Jadi tampak di sini bahwa, walaupun pendahuluan muncul di
awal makalah, namun kita tulis lebih akhir supaya isi pendahuluan cocok dengan
metodologi penelitian, hasil, pembahasa\n, dan kesimpulan. Kalau Anda menulis
hipotesis serta agenda sebelum menulis bagian berikutnya, dikhawatirkan
hipotesis maupun agenda Anda terlalu sempit atau terlalu luas sehingga tidak
terjawab di bagian-bagian berikutnya. Hal ini dapat diibaratkan kita dari
Jakarta ingin ke Surabaya. Kita harus menenrukan dulu kapan hari apa dan jam
berapa harus berada di Surabaya. Dengan demikian kita atur jam berapa berangkat
dari Jakarta dan menggunakan angkutan apa. Jangan kita tetantukan dulu jam
berapa dan menggunakan apa dari Jakarta, karena khawatir tiba di Surabaya tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan di Surabaya. Tentang penutup atau implikasi
dari penelitian Anda, Anda bisa mereka-reka sendiri sesuatu implikasi yang
logis
Setelah
pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan, maka semua badan
makalah Anda sudah selesai ditulis. Tinggal Anda melengkapi referensi. Jadi
bagian berikutnya yang dapat Anda tulis dengan mudah adalag daftar pustaka.
Format Daftar Pustaka harus menyesuaiakan dengan format referensi jurnal di
mana Anda akan mengirim artikel Anda. Untuk mudahnya, Anda usahakan mendapat
satu artikel dari jurnal yang Anda tuju, lalu ikuti cara penulisan refrensinya.
Cara penulisan tersebut termasuk bagaimana merefer di teks dan bagaimana
menulis daftar makalah di bagian pustaka. Hal ini harusnya mudah dilakukan.
Tetapi seringkali kita tidak sabar. Kadang kita menulis daftar pustaka
asal-asalan.
Bagian
berikutnya yang ditulis adalah Abstract. Abstract adalah ringkasan metode (apa
yang dilakukan) dan hasil (apa yang dihasilkan). Bisa juga ditambah satu atau
dua kalimat pendahuluan yang menyatakan pentingnya topik penelitian Anda. Untuk
ringkasan metode, Anda jelaskan secara umum saja, tidak perlu sampai detail apa
bahan yang digunakan, berapa jumlah bahan yang digunakan, dan lain-lain.
Bagian apa yang
dihasilkan bisa dikembangkan dari isi kesimpulan. Dan memang bagian ini sangat
mirip dengan bagian kesimpulan. Bahkan banyak penulis menulis ulang bagian
kesimpulan di sini. Namun Anda bisa kembangkan sedikit lebih luas agar Abstract Anda menjadi lebih informatif.
Bagian penutup
dapat Anda tambahkan implikasi dari hasil Anda. Bagian ini mirip dengan bagian
penutup pada pendahuluan. Tinggal Anda tulis ulang, atau Anda copy saja bagian
implikasi pendahuluan tersebut. Tetapi usahakan jangan lebih dari satu kalimat.
Bagian yang
paling akhir yang Anda tulis adalah judul. Sesuai dengan fungsinya, judul adalah
abstraksi tertinggi suatu makalah. Judul adalah ringkasan yang paling ringkas
dari makalah. Judul adalah nama sebuah makalah. Ini dapat Anda tulis setelah
merenung cukup mendalam. Kira-kira apa ‘nama” makalah tersebut sehingga cukup
informatif bagi pembaca yang tetap memperlihatkan kekuatan riset Anda.
F.
Kaidah Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar dalam Menulis Artikel Ilmiah
1.
Cara Menulis
Angka dan Singkatan
Angka
ditulis dengan kata-kata jika angka tersebut kurang dari 10.
Angka
ditulis dengan angka Arab jika angka tersebut 10 atau lebih besar.
2.
Cara Menulis
Daftar Pustaka
Jika sumbernya berupa Buku:
Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran:
Filosofi, Teori, dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya Pustaka.
Supranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian
Portofolio. Bandung: Rosda Karya.
DePorter, B., Reardon, M., dan Singer-Nourie, S. (2000). Quantum
Teaching (Terjemahan A. NilAndari). Bandung: Mizan Pustaka.
Cowd, M. A. (1991). Kimia Polimer (Terjemahan H.
Firman). Bandung: Penerbit ITB.
Shulman,
L. S. (1994). “Paradigms and Research Programs in the Study of Teaching: A
Contemporary Perspective”, dalam Wittrock, M. C. (1994), Handbook of
Research on Teaching. New York: Macmillan Publishing.
Jika sumbernya berupa
jurnal:
Sotheeswaran,
S. (1992). “Herbal Medicine: The Scientific Evidence”. Journal of Chemical
Education. 69(6), 444-446.
Gaduh,
A. B. (2000). “Pendidikan di Indonesia Sebelum dan Semasa Krisis”. Analisis
CSIS. 29(3), 322-339.
Banerjee,
A. C. (1991). “Misconceptions of Students and Teachers in Chemical Education”. International
Journal of Science Education. 13(4), 487-494.
Hayashi,
M. et al. (1991). “High-Temperature Superconductivity as A Student Experiment”.
The Journal of Science Education in Japan. 15(3), 171-185.
Jika sumbernya berupa skripsi, tesis, atau disertasi:
Suma,
K. (2003). Pembekalan Kemampuan Fisika bagi Calon Guru Melalui Mata Kuliah
Fisika Dasar. Disertasi Doktor pada
PPS Universitas Pendidikan Indonesia, tidak diterbitkan.
Hendrawan,
I. (2004). Statistical Test of Item Response Models: Power and Rubustness. Disertasi
Doktor pada University of Twente. Enschede: Nederlands Organisatie voor
Wetenschappelijk Onderzoek.
Jika
sumbernya berupa publikasi instansi birokrasi:
Pusat
Kurikulum. (2003). Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Kimia SMA & MA. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat
Pendidikan Menengah Umum. (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Proyek
Peningkatan Alat-Alat IPA dan PKG. (1995). Study of Dissemination Planning
of PKG/SPKG Program (Model A, B, C): Final Report. Jakarta: Ditjen
Dikdasmen Depdiknas.
Jika sumbernya berupa
makalah:
Firman,
H. (2001). “Kimia Aplikatif: Seberapa jauh Perlu Tercakup dalam Kurikulum
SMA?”. Makalah pada Seminar Pendidikan Kimia, EXPO Kimia 2001
HMK UPI.
Firman, H. (2005). “Pengaruh Kegiatan Piloting dalam
Peningkatan Profesionaisme Guru Sains”, dalam M. A. Karim et al (eds), Prosiding
Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya. Malang: Univesitas Negeri Malang.
Jika
sumbernya berupa surat kabar:
Yuliarto, B. (2003). “Teknologi Nano sebagai Teknologi Masa Depan”. Kompas (29 September 2005).
Jika
sumbernya dari internet:
Labudde, P., Gerber, B., dan Knierim, B. (2003). Integrated
Science in A Constructivist Oriented Approach: Between Vision and Reality
[Online]. Tersedia: http://www1.phys.uu.nl/esera2003/programme/ [8
Oktober 2005].
3.
Kesalahan Umum
Penulisan
Pustaka
Dodd
J. S. (ed) (1997) The ACS Style Guide; A
Manual for Authors and Editors,
Washington DC: American Chemical Society
Purdue
University Online Writing Lab, General Writing Concerns [Online)
Tersedia:
[http://owl.english.purdue.edu/handouts/general] [9 Oktober 2005]
Abdullah,
M. (2011) Tuntunan Praktis Menulis Makalah Untuk Jurnal Ilmiah Internasional,
Bandung: ITB.)